REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Pasukan separatis yang bertempur melawan tentara pemerintah di bagian timur Ukraina merencanakan satu "mobilisasi umum" dengan memanggil ribuan pria, kata salah seorang pemimpin utama mereka.
Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Alexander Zakharhenko, seperti dikutip kantor berita Rusia RIA, Senin, telah mengatakan mobilisasi itu direncanakan dalam waktu 10 hari dan akan melibatkan 10.000 orang. Dia tidak mengatakan bagaimana rencana itu akan diberlakukan.
Pertempuran telah meningkat di kawasan timur Ukraina dalam beberapa pekan dan harapan AKAN meredanya situasi sirna setelah pembicaraan perdamaian gagal Sabtu. Kiev juga telah memobilisasi lebih banyak tentara.
Sementara itu dari Debaltseve, Ukraina, pertempuran terjadi Ahad antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro Rusia untuk menguasai satu kota strategis tersebut. Jumlah korban tewas meningkat di kawasan itu menyusul gagalnya pembicaraan gencatan senjata.
Serangan artileri membahana di sekitar kota Debaltseve yang dikuasai Kiev. Kota itu memiliki posisi strategis antara benteng pemberontak di Donetsk dan Lugansk, tempat para pemberontak berusaha mengepung tentara Ukraina.
Satu konvoi yang membawa seorang awak AFP ke kota yang terkepung itu -- yang semula berpenduduk sekitar 25.000 jiwa -- mendapat gempuran. Kaca-kaca satu bus dalam konvoi itu pecah dan melukai dua orang.
Para pejabat mengatakan penduduk sipil dievakuasi melalui satu jalan yang masih bisa dilintasi menghubungkan kota tersebut ke pihak pemerintah dan kondisi di sana sangat rentan bagi mereka yang tak mengungsi.
"Orang-orang melarikan diri karena gempuran terus tanpa henti. Tak ada air, pasokan listrik atau pemanas di kota itu," Komandan Kepolisian lokal Yevgen Lukhaniv kepada AFP.