REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Sebanyak 1.375 orang Irak tewas dan sebanyak 2.240 orang lagi cedera dalam aksi teror dan kerusuhan pada Januari. Laporan tersebut disampaikan PBB di Markas Besarnya di New York pada Senin (2/2) waktu setempat.
Stephane Dujarric, Juru Bicara PBB, mengeluarkan pernyataan itu dalam taklimat harian di Markas PBB. Ia mengutip data korban jiwa paling akhir yang disiarkan oleh Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI).
"Jumlah warga sipil yang tewas adalah 790 dan jumlah warga sipil yang cedera mencapai 1.469 orang," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Selasa (3/2) pagi. "Baghdad adalah Gubernuran yang paling terdampak, dengan 1.014 korban jiwa sipil."
Situasi keamanan di Irak telah memburuk secara drastis sejak Juni, ketika bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan Irak dan ratusan anggota kelompok ISIS.
Gerilyawan merebut kekuasaan atas Kota Mosul di Irak Utara dan belakangan merebut banyak wilayah setelah pasukan keamanan Irak meninggalkan pos mereka di Nineveh dan provinsi lain yang kebanyakan warganya penganut Sunni.
Sebelumnya, satu laporan PBB mengatakan 2014 telah menyaksikan kerusuhan paling parah selama bertahun-tahun. Tak kurang dari 12.282 warga sipil tewas dan 23.126 orang lagi cedera, sehingga 2013 menjadi tahun paling mematikan sejak meletusnya kerusuhan sektarian pada 2006-2007.
Pada Jumat (30/1), petempur IS menyerang pasukan Kurdi di kota Kikruk, Irak Barat-daya, sementara bom di Kirkuk, Bagdad, Samarra dan Ramadi menewaskan setidaknya 27 orang.
Kelompok garis keras itu sering terlibat baku-tembak dengan pasukan keamanan Irak dan anggota milisi Syiah lebih jauh ke selatan dan barat, tetapi serangan di Kirkuk dan sekitarnya, yang dikuasai suku Kurdi jarang terjadi.
Harga minyak dunia naik di atas 49 dolar AS per barel akhir Januari karena aksi kekerasan di wilayah yang kaya minyak itu.
Polisi di Provinsi Kirkuk mengatakan gerilyawan melancarkan serangan mortir dan senjata api ke posisi petempur Kurdi di empat kabupaten. Gerilyawan itu kemudian meledakkan satu bom mobil di satu hotel di pusat kota Kirkuk dan terlibat baku-tembak dengan pasukan peshmerga Kurdi.