Selasa 03 Feb 2015 23:37 WIB

Hamas Dikategorikan Kelompok Teroris, Warga Gaza Protes Mesir

Rep: c84/ Red: Esthi Maharani
Pendukung Hamas
Foto: Reuter
Pendukung Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ratusan warga Gaza berbaris di Jalur Gaza pada Senin (2/1) untuk memprotes keputusan pengadilan Mesir yang menyatakan Hamas sebagai gerakan terlarang dan dikategorikan sebagai kelompok teroris.

Para demonstran mengibarkan bendera warna hijau khas Hamas dan meneriakan "Hamas bukan teroris" dan "Hamas adalah kebanggaan kami".

Dalam pidato pejabat senior Hamas Mushir al-Masri mengatakan bahwa keputusan Mesir melawan kelompok militan Brigade Ezzedine al-Qassam adalah berbau politis dan dimaksudkan untuk menyembunyikan kegagalan dan kurangnya keamanan di Mesir saat ini.

Putusan itu menyusul keluhan dari seorang pengacara yang menuduh sayap bersenjata Hamas terlibat langsung dalam operasi teroris di Sinai, kata seorang pejabat pengadilan. Pengacara menyatakan senjata diselundupkan dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas ke Mesir, untuk digunakan kelompol militan menggulingkan Pemerintahan Mesir saat ini.

Militan Islam yang berbasis di wilayah Sinai Mesir, yang memiliki perbatasan dengan Gaza, telah menewaskan ratusan polisi dan tentara. Pemberontakan telah menyebar ke bagian lain di Mesir, negara Arab yang paling padat penduduknya.

Hamas pada Sabtu (31/1) menolak tuduhan media Mesir terhadap kelompoknya yang dituding berada dibalik serangan mematikan di Semenanjung Sinai.

"Baik Hamas maupun Jalur Gaza tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Sinai atau tempat lain di Mesir," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir //Al Akhbar//, Selasa (3/1).

Barhoum menyebut hal ini sebagai upaya untuk menjelekkan kelompok Palestina.

"Hamas tidak mencampuri urusan negara Arab, terutama Mesir," lanjutnya.

Sejak Abdel Fattah al-Sisi menjabat sebagai Presiden Mesir pada 2013 hubungan Mesir dengan Jalur Gaza terus memburuk. Pada November lalu, Mesir memutuskan untuk menciptakan zona penyangga satu kilometer di Semenanjung Sinai di sepanjang perbatasan dengan Gaza dengan menghancurkan lebih dari 800 rumah, menggusur lebih dari 1.100 keluarga, serta menghancurkan ratusan terowongan bawah tanah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement