Rabu 04 Feb 2015 06:50 WIB

Harga Minyak Turun Rusia Kehilangan 160 Miliar Dolar

Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia akan kehilangan sekitar 160 miliar dolar AS pada ekspor minyak dalam setahun jika harga minyak berada di 45 dolar AS per barel, Kepala Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatakan pada Selasa.

"Penurunan harga minyak dari 100 dolar AS menjadi 45 dolar AS per barel, dalam estimasi kami, menyebabkan penurunan pendapatan ekspor minyak sekitar 160 miliar dolar AS per tahun," Nabiullina mengatakan kepada wartawan.

"Ini adalah jumlah yang agak besar. Mengingat bahwa ekspor keseluruhan Rusia berjumlah sekitar 500 miliar dolar AS, Anda bisa membayangkan dampak jatuhnya harga minyak terhadap neraca pembayaran dan ekonomi Rusia," kata kantor berita RIA Novosti mengutip pernyataan Nabiullina.

Sementara itu, kepala bank mengatakan bahwa beberapa indikator ekonomi menunjukkan bahwa tingkat inflasi mulai jatuh pada Januari.

"Inflasi akan mencapai puncaknya pada kuartal pertama dan akan tetap tinggi selama enam bulan pertama 2015, dengan penurunan lebih lanjut," kata Nabiullina.

Deputi Menteri Ekonomi Alexei Vedev sebelumnya mengatakan bahwa inflasi mencapai 11,4 persen pada 2014 dan bisa melambung menjadi 17 persen dalam beberapa bulan.

Bank sentral mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa inflasi tahunan pada Januari 2015 sebesar 13,1 persen.

Namun demikian, Perdana Menteri Dmitry Medvedev berjanji bahwa pemerintah akan memantau kenaikan harga di pasar-pasar konsumen.

Daripada memperkenalkan peraturan harga, pemerintah akan lebih baik memantau tren saat ini, kata Medvedev. "Begitu negara mulai melakukan intervensi (melalui peraturan) ... (tindakan) akan disertai dengan hiperinflasi lebih lanjut dan kenaikan harga."

Ekonomi Rusia yang sedang sakit telah kian menderita karena tekanan dari sanksi Barat dan menurunnya harga minyak global. Dalam rangka menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan saat ini, pemerintah Rusia pekan lalu menerbitkan rencana penghematan anti-krisis 38-halaman.

Presiden Vladimir Putin pada Selasa menunjukkan bahwa ada kemungkinan menggunakan sumber daya tambahan untuk implementasi penuh dari rencana anti-krisis, mengingat bahwa Rusia akan melalui masa-masa sulit.

Hal itu penting untuk mendukung sektor industri dan pertanian , sistem perbankan nasional, pasar tenaga kerja, serta usaha kecil dan menengah Rusia, kata Putin.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement