REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 49 persen sekolah dasar di wilayah Sumba Barat, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) kurang fasilitas kebersihan.
"Tahun 2014, kami membuat studi awal untuk melihat kondisi sanitasi, pendidikan, partisipasi masyarakat khususnya di Sumba Barat. Dari sisi sanitasi, sebanyak 51 persen sekolah dasar (SD) mempunyai akses sanitasi yang baik. Sementara sisanya, 49 persen masih membutuhkan bantuan," ungkap ungkap Tasman Muda dari Save The Children, di Jakarta, Selasa.
Kemudian, lanjut Tasman, baru sekitar 66 persen sekolah dasar di Sumba Barat yang memiliki akses ke air bersih. "Dan hanya 51 persen sekolah yang memiliki fasilitas jamban sekolah di Kabupaten Sumba Barat," katanya.
Dia melanjutkan, dari sisi pengetahuan anak-anak soal kebersihan dan kesehatan, pihaknya menemukan hal yang lebih miris lagi. Menurut dia, baru sekitar 18 persen anak-anak di sekolah dasar yang paham bagaimana mencegah diare, lalu 24 persen dari mereka yang tahu tentang kapan dan cara mencuci tangan yang benar.
Mengetahui hal ini, kata Tasman, pihaknya bekerjasama dengan salah satu perusahaan penyedia kebutuhan konsumen, terlibat dalam proyek yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan di Sumba Barat.
"Kami akan membangun fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah, lalu pelatihan pada guru-guru soal perilaku hidup bersih dan sehat (phbs), pelatihan dokter cilik soal phbs," kata dia.
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mempromosikan kebersihan di kalangan anak-anak sekolah dasar dan mengajarkan cara mencuci tangan di sela kegiatan sekolah. Lalu, mendukung Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat memperkuat pengelolaan program-program kesehatannya.