REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Keluarga pilot Yordania yang dieksekusi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengutuk perbuatan itu. Beberapa anggota keluarga pilot itu mulai berkumpul di Ibu Kota Yordania, Amman, setelah ISIS menyiarkan video yang memperlihatkan pilot tersebut dibakar hidup-hidup.
Video yang memperlihatkan pembunuhan pilot tersebut disiarkan cuma beberapa hari setelah ISIS memenggal wartawan berkebangsaan Jepang. Samer al-Kasasbeh, anggota keluarga pilot tersebut, menyerukan pembalasan dan mendesak Yordania agar menarik diri dari koalisi internasional yang memerangi ISIS.
Pilot itu, Moaz al-Kasasbeh, ditangkap setelah pesawatnya jatuh di Suriah pada Desember lalu. Sejak itu, ia telah menjadi sandera ISIS. Pemerintah Yordania telah mengatakan siap melakukan pertukaran tahanan dengan ISIS sebagai imbalan bagi pembebasan al-Kasasbeh dan seorang wartawan Jepang Kenji Goto.
Namun tenggat bagi pertukaran tersebut berakhir pada 29 Januari, sementara Yordania menuntut diberikannya butki dari anggota ISIS bahwa bahwa al-Kasasbeh masih hidup. Pemerintah Yordania menyatakan sudah mengkonfirmasi bahwa pria yang dibakar hingga tewas itu memang al-Kasasbeh dan TV Yordania melaporkan pembunuhan itu terjadi pada 3 Januari, jauh lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang diusulkan Jordania bagi pertukaran tahanan dengan IS.
Di Washington, Presiden AS Barack berjanji akan menggilas ISIS, setelah disiarkan video yang memperlihatkan pilot Yordania tersebut dibakar hidup-hidup. Obama, yang menyebut itu sebagai tanda lain kekejaman kelompok fanatik tersebut mengatakan, "Itu, saya kira, akan menggandakan kewaspadaan dan tekad di pihak koalisi global untuk memastikan bahwa kemampuan mereka diturunkan dan akhirnya mereka dikalahkan."