Rabu 04 Feb 2015 09:58 WIB

Arab Saudi Bangun Tembok Raksasa untuk Halau Serangan ISIS

Kelompok bersenjata ISIS.
Foto: AP
Kelompok bersenjata ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi membangun tembok penghalang sepanjang 966 kilometer di perbatasan dengan Irak. Pembangunan tembok raksasa itu untuk menghalang serangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Tembok itu membentang dari perbatasan utara Saudi, mulai dari barat Kota Turaif hingga Hafal al-Batin, di perbatasan antara Saudi dengan Kuwait. Tembok itu nantinya akan dilengkapi peralatan super canggih guna mengawasi setiap pergerakan di wilayah perbatasan.

Demi memuluskan pembangunan, Kerajaan Saudi mengirimkan 30 ribu tentara untuk mengamankan jalannya proyek. Tembok serupa juga dibangun di perbatasan dengan Yaman di bagian selatan Saudi untuk menghalang ancaman pemberontak Houthi.

CNBC.com melaporkan, tembok tersebut seperti Tembok Besar Cina yang dibangun pada 220-206 Sebelum Masehi. "Tembok Arab Saudi didirikan untuk membendung penyerbu asing, dan benteng lainnya sedang dalam proses pembangunan di sepanjang 1.600 kilometer di selatan yang berbatasan dengan Yamen."

Proyek besar ini sebenarnya sudah direncanakan sejak perang sipil pecah di Irak pada 2006. Tetapi proses kontruksi baru dilakukan pada 2014 setelah ISIS mulai mengancam akan menyerbu Saudi lewat utara hingga barat Irak. Sebab Arab Saudi merupakan rumah bagi dua kota suci umat Islam, Mekkah dan Madinah.

Faktor lain pembangunan pembangunan tersebut adalah serangan bom bunuh diri dan serangan senjata di perbatasan Saudi. Dua tentara tewas dalam serangan yang diduga pelakunya adalah ekstemis ISIS.

Komposisi pembangunan tembok tersebut adalah pagar dan parit, serta 78 menara pengawas radar, delapan pos komando, delapan pusat komando, 10 kendaraan pemantau, 32 pos penjaga cetap tanggap, dan tiga regu intervensi cepat. Tahap pembangunan pertama berlangsung pada September 2014 oleh almarhum Raja Abdullah bin Abdulaziz al-Saud.

Daily Mail melaporkan, ekstremis ISIS diyakini bakal kesulitan menembus tembok berlapis tersebut. Hubungan Irak dan Saudi sedang merenggang. Negeri Petro Dolar itu menuduh Irak menciptakan kondisi untuk pemberontakan jihad untuk menyingkirkan Islam Sunni. Sementara Irak menuding Saudi mendukung gerakan terorisme di Irak dan Suriah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement