Rabu 04 Feb 2015 16:26 WIB
Kongres Umat Islam Indonesia

Sejarawan Muslim: Kasus KPK-Polri adalah Spiral Kebodohan

Rep: c14/ Red: Joko Sadewo
Sejarawan Taufik Abdullah.
Foto: Wikipedia
Sejarawan Taufik Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Keenam, yang akan digelar di Yogyakarta pada 8-11 Februari 2015, akan membahas penguatan peran umat Islam untuk Indonesia yang berperadaban. Saat ini Indonesia berada dalam kondisi spiral kebodohan.

Sejarawan Muslim Taufik Abdullah menilai, KUII merupakan forum yang tepat untuk menyusun konsolidasi umat Islam pada tataran elite. “Kita kini tergelincir dalam apa yang saya katakan, spiral kebodohan. Yakni, suatu tindakan atau ucapan bodoh dibalas dengan tindakan atau ucapan bodoh lainnya,” terang Taufik Abdullah saat ditemui Republika Online (ROL) di Kantor Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Rabu (4/2).

Taufik mencontohkan, perselisihan antara KPK-Polri. Ketika seseorang yang telah jelas diberikan “tanda merah” oleh lembaga antikorupsi, justru dicalonkan sebagai kepala kepolisian. Di parlemen, lanjut Taufik, nama orang tersebut justru diloloskan sehingga kemudian bisa dilantik. Tidak cukup itu, lembaga antikorupsi tadi dijerat pula dengan kasus hukum para pemimpinnya yang sudah lewat bertahun-tahun lalu.

Menurut Taufik, kearifan dalam melihat masalah kini nyaris tidak hadir. Sebab, para elite atau bahkan antarlembaga negara cenderung saling menyalahkan satu sama lain. Sehingga, kata Taufik, lahirlah apa yang disebut crisis of crisis management. Yakni, ketidakmampuan mengatasi krisis dan justru sibuk menambah jumlah krisis.

“Dalam sikap bernegara, sekarang ada krisis saling percaya. Lalu, muncul krisis dalam mengatasi krisis. Akhirnya, kita tergelincir ke spiral kebodohan tadi. Nah, tugas kongres (KUII), bagaimana umat Islam bisa mengelak dari semua itu,” terang Taufik Abdullah, Rabu (4/2).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement