REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Raja Yordania Abdullah II bersumpah untuk tidak membiarkan tindakan kekerasan yang terus menerus dilakukan ISIS.
Pernyataan ini dikemukakan kedua pemimpin negara tersebut saat bertemu di Gedung Putih pada Selasa (3/1) beberapa jam setelah munculnya video eksekusi terhadap Muath Al-Kasaesbeh yang dibakar ISIS.
Dalam pertemuan itu, Obama menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Yordania.
"Presiden dan Raja Abdullah II menegaskan bahwa pembunuhan keji ini hanya akan menguatkan tekad masyarakat internasional untuk menghancurkan ISIS,'' kata juru bicara Gedung Putih Alistair Baskey.
Al-Kaseasbeh, yang ditangkap ISIS pada pada Desember lalu ketika pesawatnya jatuh di Suriah, merupakan satu-satunya pilot dari koalisi pimpinan AS yang ditangkap hingga saat ini. Kematiannya memicu kemarahan di Yordania dan meminta pemerintahnya mengkaji ulang keterlibatannya bersama pasukan koalisi pimpinan AS.
Wakil Presiden Joe Biden, yang mengadakan makan siang dengan Raja Abdullah II di Washington, juga mengutuk pembunuhan dan menyerukan pembebasan semua tahanan yang ditahan ISIS.
Sebelumnya, ISIS telah mengeksekusi dua warga Jepang dan juga seorang Pilot asal Yordania dengan cara yang keji yaitu dipenggal dan dibakar hidup-hidup, sebagaimana diberitakan The Economic Times, Rabu (4/1).