REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Hasil itu merupakan survei data indeks stop-start yang dibuat Castrol Magnatec.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Risyapudin Nursin mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DKI sedang berupaya mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
Upaya-upaya Pemprov DKI dapat dilihat dari program-program yang dicanangannya. Beberapa contoh upaya tersebut ialah pembangunan jalur Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT), monorel, pembatasan 3 in 1 hingga pembatasan kendaraan pribadi.
"Itu upaya-upaya pemerintah yang mana kita harus mendukung kebijakan itu," terang Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin Nursin, Rabu (4/2).
Di saat Pemprov DKI membangun upaya-upaya tersebut, Ditlantas tetap melakukan peranannya untuk membantu pemerintah mengurai kemacetan. Ditlantas juga mengawasi serta pengendalian kemacetan-kemacetan yang terjadi.
Salah satu cara yang diupayakan Ditlantas dalam mengurai kebijakan ini ialah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan. Kerja sama yang dilakukan salah satunya ialah dalam hal pengaturan lampu traffic light.
Untuk titik-titik yang dengan jumlah volume kendaraan yang terlalu padat, maka akan diberikan kesempatan lampu hijau menyala dua kali. Risyapudin mengakui cara yang digunakan dalam mengurai kemacetan lalu lintas sejauh ini masih melalui cara yang konvensional atau manual. Hal itu menjadi kendala penguraian kemacetan belum bisa dilaksanakan dengan lebih cepat.
"Belum adanya suatu sistem manajemen yang terintegrasi ya, sehingga kita pada akhirnya kita macet," jelas Risyapudin.