Kamis 05 Feb 2015 04:09 WIB

Andi Widjojanto Siap Klarifikasi Kasus Samad

Red: Ilham
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Widjojanto menegaskan, dirinya siap mengklarifikasi kepada Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus Abraham Samad. Klarifikasi akan membenarkan dugaan Ketua KPK itu bertemu dengan elit PDI Perjuangan.

"Jika komite etik KPK membutuhkan klarifikasi saya sebagai bagian dari tim (transisi Jokowi-JK), maka saya siap," kata Andi di depan Komisi II DPR RI Jakarta, Rabu (4/2). Begitu juga jika Bareskrim Mabes Polri membutuhkan klarifikasi darinya. 

Menurut dia, hal ini terkait masalah kelembagaan sehingga dirinya akan memberikan klarifikasi kepada institusi sebelum menyampaikannya ke publik. "Ini masalah etika kelembagaan, maka sebaiknya saya memberi klarifikasi kepada KPK sebelum menyampaikan ke publik," ujarnya.

Andi membantah kehadirannya saat pertemuan antara elit PDIP dengan Ketua KPK Abraham Samad di sebuah apartemen di kawasan SCBD Jakarta. Dia menjelaskan, posisinya saat di tim transisi Jokowi-JK membantu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menyaring calon wakil presiden.

"Pak Samad (Abraham Samad) masuk dipertimbangkan sebagai cawapres, namun kesulitan kami saat itu soal etika kelembagaan KPK," ujarnya.

Dia mengatakan, pertimbangan tim transisi saat itu bahwa etika kepemimpinan KPK tidak memungkinkan bagi tim melakukan interaksi leluasa dengan Abraham Samad.

Plt Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi III DPR RI pada Rabu (4/2) menyampaikan bahwa dirinya benar melakukan pertemuan dengan Abraham Samad. Pertemuan pertama menurut dia dilakukan di sebuah apartemen di SCBD. Untuk pertemuan itu, ia dan Tjhajo Kumolo dijemput Supriyansyah.

"Pertemuan dilakukan atas inisiatif AS, dalam pertemuan tertutup, pembicaraan dilaksanakan," katanya.

Menurut dia, dalam pertemuan ketiga hingga kelima dilakukan lebih intens membahas niat Abraham menjadi wapres yang dilakukan di tempat berbeda. Dia mengatakan dalam pertemuan itu bertemu Hendropriyono dan Andi Widjojanto untuk memuluskannya menjadi cawapres.

"Namun realitas politik menunjukkan cawapres adalah JK. Untuk itu saya ditugaskan menyampaikan ke AS pada malam itu pukul 00.30 WIB di rumah beliau di Pulo Mas didampingi saksi," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement