Kamis 05 Feb 2015 11:51 WIB

Larangan Jual Baju Bekas, Disperindag Makassar Razia Penjual Baju Cakar

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indah Wulandari
Petugas Bea Cukai menyita impor baju bekas yang diduga menngandung virus
Foto: Republika
Petugas Bea Cukai menyita impor baju bekas yang diduga menngandung virus

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Makassar langsung menerjunkan tim untuk menyisir beberapa tempat yang menjadi pusat penjualan baju cakar alias baju bekas.

Beberapa area yang disasar, yakni Todopulli, Sam Ratulangi, Hertasning, Daimari hingga Mandaing. Dalam sidak tersebut, Disperindag mengambil beberapa sampel pakaian guna melihat apakah dalam pakaian impor ini terdapat bakteri yang berbahaya bagi penggunanya.

"Kita cek apakah memang barang yang dijual berbahaya atau tidak. Kita akan kordinasikan dengan dinas kesehatan," ujar Kepala Disperindag Makassar Taufiq Rahman, Kamis (5/2).

Ia  menuturkan, sampai saat ini pihaknya hanya melakukan intruksi dari pemerintah pusat untuk melakukan sidak dan melihat kondisi barang yang dijual para pedagang.

Jika memang ditemui adanya bakteri pada baju yang dijual pedagang, Disperindag tidak akan serta merta menutup dagangan dan menarik semua jajakan mereka.

Pasalnya, dalam peraturan daerah Nomor  2 tahun 2006 mengenai peraturan perdagangan barang bekas layak pakai yang berasal dari luar Makassar disebutkan bahwa pemerintah kota Makassar akan menertibkan, tapi bukan menghilangkan para penjual maupun pedagang.

Menurut Taufiq, jika memang didapati kesalahan, pemerintah akan melakukan kordinasi dengan pihak pedagang agar bisa menjual barang sesuai dengan peraturan. Artinya, mengambil barang bekas yang layak dan tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat.

"Harus sama-sama berlaku baik. Kita juga tau mereka mencari nafkah dari sini," lanjut Taufiq.

Salah seorang pedagang baju cakar,  Iwan mengatakan, pakaian yang selama ini dia jual dipastikan didapat dari negara yang menjaga kebersihan. Seperti Jepang, Amerika, maupun Australia.

Dia tidak menjual pakaian impor dari Cina dan Taiwan karena dianggap kurang bersih. Selain itu, Iwan juga menyatakan bahwa barang yang dia dapat telah dicuci terlebih dahulu sebelum sampai di gudang mereka.

"Kita pilih-pilih dari daerah mana pakaian tersebut dan kami juga laundry pakaian itu agar lebih bersih lagi," jelas Iwan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement