REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur XI (Madura), MH Said Abdullah menyatakan bisa maju sebagai kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumenep, jika ditugaskan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Sebagai petugas partai (PDIP), kami bisa maju atau tidak, tergantung keputusan partai," katanya dari Jakarta melalui telepon, Kamis (5/2), menanggapi hasil survei yang dilakukan lembaga survei Proximity. Said pernah maju jadi calon wakil gubernur Jatim bersama Bambang DH pada 2013 lalu.
Sebelumnya, dalam survei Proximity yang digelar pada pekan terakhir November hingga pekan pertama Desember 2014, Said Abdullah menempati urutan pertama sebagai figur yang diinginkan memimpin Sumenep sebagai bupati periode 2015-2020.
"Namun, kalau secara pribadi, kami lebih menginginkan mengabdikan diri di jalur lainnya. Lahan pengabdian kepada bangsa dan negara, termasuk daerah, tidak harus menjabat sebagai bupati," ujarnya.
Said yang asli Sumenep itu menjelaskan, hasil survei jangan dimaknai terlalu kaku, yakni warga Sumenep menginginkan adanya perubahan kepemimpinan pada periode mendatang.
"Hasil survei tersebut bisa menjadi gambaran kondisi kekinian. Namun, kami lebih memaknainya adanya peluang bagi pejabat petahana untuk berkembang lebih jauh," kata bendahara DPD PDIP Jawa Timur itu, menambahkan.
Masa jabatan A Busyro Karim-Soengkono Sidik sebagai bupati-wakil bupati Sumenep periode 2010-2015 yang merupakan hasil pilkada langsung setempat pada 2010, akan berakhir pada Oktober 2015.
Saat ini, sejumlah nama yang disebut-sebut akan maju sebagai kandidat Pilkada Sumenep, di antaranya A Busyro Karim, Soengkono Sidik, dan Zainal Abidin (mantan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur), mulai memperlihatkan gerakannya, di antaranya dengan melakukan komunikasi dengan pengurus sejumlah parpol setempat.
Sementara KPU Sumenep masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari KPU RI tentang pilkada setempat. Sesuai hasil survei Lembaga Survei Proximity, elektabilitas MH Said Abdullah sebesar 22,5 persen, Zainal Abidin (15,8 persen), A Busyro Karim (11,8 persen), HM Sahnan (8,7 persen), Dewi Khalifah (tujuh persen).
Selanjutnya, Ilyasi Siradj (5,8 persen), Soengkono Sidik (5,2 persen), Unais Ali Hisyam (2,3 persen), Azasi Hasan (1,7 persen) dan belum menentukan pilihan 19,2 persen.
Survei menggunakan jumlah sampel 1.000 responden dari 27 kecamatan dengan tingkat kesalahan 3,1 persen dengan "confident interval" 95 persen. Budi Suyanto