Kamis 05 Feb 2015 19:22 WIB

RSIA Asri Purwakarta Bantah Telantarkan Bayi 10 Bulan Hingga Meninggal

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bayu Hermawan
Bayi (ilustrasi)
Foto: flickr
Bayi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Asri Purwakarta, Dian Novi Setiawan membantah pemberitaan tentang nyawa bayi 10 bulan yang meninggal akibat pelayanan medis yang terlambat. Dalam berita disebutkan pihak rumah sakit tidak melakukan tindakan medis keluarga bayi tak mau membayar uang muka Rp 2,7 juta.

"Kami pihak rumah sakit menyanggah berita tersebut," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (5/3).

Ia menegaskan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak ASRI Purwakarta sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien gawat darurat.

Menurutnya kebijakan Rumah Sakit adalah menghimbau pihak keluarga pasien untuk mempersiapkan biaya perawatan di ruang Intensive Care Unit  (ICU) karena biaya perawatan di ICU cukup besar. 

"Namun pasien tetap mendapatkan perawatan optimal di UGD dan ICU dengan tidak mengesampingkan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Asri Purwakarta," ujarnya.

Mengenai pemberitaan yang disampaikan bahwa pasien tidak dimasukkan atau dilayani di perawatan ICU RSIA Asri, Rumah Sakit Ibu dan Anak Asri Purwakarta menyanggah bahwa tidak ada kaitannya dengan uang muka sebesar Rp2,7jt.

Proses masuknya pasien ke pelayanan Intensive Care Unit (ICU) harus melalui proses penstabilan / perbaikan kondisi awal pasien, dengan dilakukan tindakan dan observasi di Unit Gawat darurat (UGD). Setelah kondisi pasien stabil barulah pasien dapat dipindahkan dari IGD ke palayanan Intensive Care Unit (ICU).

Ia menegaskan bahwa kematian bayi 10 bulan yang terjadi di RSIA ASRI PURWAKARTA bukan karena keterlambatan pelayanan medis, apalagi karena belum ada pembayaran uang muka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement