Jumat 06 Feb 2015 02:42 WIB

Kejahatan, Ini Penyebab Jaringan Lampung tak Habis-Habis

Rep: C01/ Red: Julkifli Marbun
Perampokan (ilustrasi).
Foto: Rahajeng Aulia Diaswari
Perampokan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Lampung kerap dikenali sebagai kelompok pencurian motor yang seakan tidak pernah habis. Kriminolog Achmad Hisyam menilai kuncinya ialah pada kaderisasi.

"Kalau jaringan Lampung ini nggak putus-putus, selalu ada. Yang lama ditangkap, lalu muncul lagi yang baru. Itu berarti ada proses kaderisasi yang berjalan," terang Kriminolog Achmad Hisyam pada Republika, Kamis (5/2).

Karena itu, penting bagi pihak yang berwenang, baik itu kepolisian maupun pihak lain yang memiliki otoritas, untuk mencari lokasi di mana proses kaderisasi tersebut dilakukan. Hisyam menyatakan tidak mungkin seseorang menjadi pelaku pencurian motor tanpa melalui proses belajar. Sebagai contoh, ada sebuah wilayah di pulau bagian barat yang dinamakan kampung copet. Di wilayah tersebut, seseorang dilatih dan belajar untuk mencopet.

"Masalah jaringan Lampung ini, kalau memang pemerintah mau, cari lah lokasinya di mana, kampungnya di mana, yang terjadi kaderisasi itu," lanjutnya.

Ketika pemerintah berhasil menemukan lokasi tempat terjadi kaderisasinya, pihak berwenang bisa mencoba untuk 'masuk' dan memperbaiki wilayah tersebut. Hisyam menyatakan hal ini sudah cukup berhasil dilakukan oleh Polres Jakarta Barat. Di wilayah Jakarta Barat, sebelumnya ada wilayah yang dinamai Kampung Ambon yang identik dengan peredaran narkobanya.

Sebelumnya, di Kampung Ambon tersebut, sejak anak-anak lahir hingga tumbuh besar kerap melihat transaksi narkoba. Ini membuat mereka melihat narkoba bukan sesuatu hal yang aneh atau pun salah karena setiap hari mereka melihat hal tersebut. Tapi, sekarang Polres Jakarta Barat sudah mulai merubah dan memperbaiki hal tersebut dengan cara 'menembus' masuk ke sana.

Karena itu, Hisyam menilai penindakan dan penangkapan anggota jaringan Lampung bukan menjadi satu-satunya solusi. Penindakan tetap penting dilakukan bagi para pelaku "kambuhan", akan tetapi hal ini perlu diiringi dengan pendidikan bagi para "calon" pelaku yang dikaderisasi oleh jaringan tersebut.

"Jangan cuman pelaku ditangkap, pelaku ditangkap. Ya nggak habis-habis kalau pabriknya nggak ditutup," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement