REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Resor Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cigantang, Tasikmalaya, korban keracunan yang diduga dari makanan jajanan sekolah mencapai 117 orang.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Tasikmalaya AKP Rusdiyanto mengatakan kasus tersebut sedang diselidiki dengan memintai keterangan korban juga pedagang di sekolah.
"Ada empat pedagang sudah diperiksa," kata Rusdiyanto, Kamis (5/2).
Ia menjelaskan, empat pedagang makanan itu mengaku sudah biasa berjualan di depan sekolah yaitu makanan seperti otak-otak, bakso goreng, cilok, dan lainnya.
Terkait makanan tersebut mengandung bahan berbahaya yang merugikan konsumen, kata dia, belum dapat dipastikan karena harus dilakukan uji laboraatorium.
"Kami sudah mengambil sampel makanan dan diserahkan ke Dinas Kesehatan. Kami menunggu hasil laboraorim, apakah makanan mengandung bahan berbahaya atau tidak," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Cecep Zainal Kholis mengatakan 117 siswa SD Negeri 2 Cigantang, Kecamatan Mangkubumi itu sebagian sudah dipulangkan atau rawat jalan.
Sementara yang masih dirawat, kata Cecep, sebanyak 22 siswa di Pukskesmas dan enam siswa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Sukardjo Tasikmalaya.
"Sekarang yang masih dirawat 22 siswa di Puskesmas dan Aula Kelurahan Cigantang, enam dirawat di RSU dan sisanya sudah pulang," katanya.
Ia mengatakan Dinas Kesehatan mengalami kesulitan untuk mencari dan memeriksa makanan yang dikonsumsi siswa ke uji laboratorium, karena diketahui siswa makan jajanan sekolah harinya berbeda.
"Siswa mengaku jajanan dikonsumsi bukan pada hari ini," katanya.