Jumat 06 Feb 2015 16:17 WIB

Tekan Ego Sektoral, Panglima TNI Olahraga Bareng Prajurit

Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, unsur pimpinan TNI dan prajurit wajib sering berkumpul. Karena itu, pihaknya akan semakin sering mengagendakan kumpul bersama petinggi TNI AD, AL, dan AU untuk mengurangi ego sektoral.

"Ini silaturahim. Tujuannya membangun soliditas agar semakin kuat dan baik karena esprit de corps kesatuan jiwa, kesatuan semangat sangat mutlak diperlukan TNI," ujar Moeldoko usai olahraga bersama 1.500 ribu prajurit TNI di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (6/2).

Moeldoko hadir bersama KSAL Laksamana Ade Supandi, KSAU Marsekal Agus Supriatna, Panglima Kostrad Letjen Mulyono, dan Danjen Kopassus Doni Monardo, serti petinggi tiga matra TNI. Moeldoko tampak berbaur hingga diusung prajurit yang sedang berjoget dan olahraga pagi.

Menurut Moeldoko, interoperabilitas TNI harus diawali dengan membangun semangat bersatu. Untuk itu, persatuan wajib dibangun jiwanya dulu. Dia menyadari, penanggalan ego sektoral bertujuan bagus bagi kedaulatan negara. "Ego sektoral itu membawa kelemahan, bukan kekuatan," ujar mantan KSAD tersebut.

Moeldoko mengingatkan, pemimpin itu harus selalu melekat dengan bawahan. Dia pun menyentil kelakuan jenderal yang kurang mempedulikan anak buahnya.

"Tidak boleh komandan itu hanya 'Kodam', komando dalam kamar. Komandan itu ikut memecahkan masalah situasi sulit dan paham betul, tak boleh seorang bawahan memikirkan masalah sendiri. Itu tugas pemimpin," ujarnya.

Moeldoko pun mengungkapkan, olahraga pagi selanjutnya akan dihelat di Markas Marinir, Paskhas, dan Kostrad. Semua prajurit beserta komandan dari kesatuan TNI, kata dia, wajib hadir demi mempererat hubungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement