Jumat 06 Feb 2015 17:53 WIB
Kontroversi Valentine Day

HTI: Cokelat Berhadiah Kondom Kikis Keyakinan Remaja

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya penjualan paket cokelat berhadiah kondom yang dijual menjelang perayaan hari valentine, disinyalir akan mengikis keyakinan remaja mengenai norma agama dan norma asusila.

Pengikisan keyakinan itu merupakan efek jangka panjang yang akan diterima generasi muda Indonesia. Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Iffah Ainur Rochmah, mengatakan, korban-korban dari maraknya pembagian kondom gratis akan muncul secara kasat mata. Masyarakat selama ini hanya fokus terhadap siapa yang kemudian memanfaatkan kondom itu untuk melakukan hubungan pra nikah.

"Tapi kita juga harus memperhatikan siapa saja yang menerima informasi mengenai kondom tersebut, yang sebenarnya tidak akan melakukan hubungan di luar nikah saat ini, namun ada kemungkinan melakukannya nanti," jelas Iffah, saat dihubungi Republika Online, Jumat (6/2).

Iffah mengaku, banyaknya informasi mengenai kondom dan penjualannya secara bebas dengan sendirinya akan mengikis keyakinan remaja akan ketabuan hubungan seks pra nikah. Sebelumnya, mungkin para remaja akan menganggap seks pra nikah sebagai hal yang dilarang agama.

"Sekarang mereka akan menganggap hal itu merupakan hal yang sah saja dilakukan asalkan tahu resiko masing-masing," ujarnya.

Lebih parahnya lagi, tambah Iffah, ada sejumlah remaja yang mengaku tidak melakukan seks pra nikah karena tidak memiliki pasangan. Hal itu memicu keyakinan bahwa di lain kesempatan saat memiliki pasangan, mereka akan melakukan hal itu.

HTI menyayangkan banyaknya promo yang menjadikan kondom sebagai hadiahnya menjelang valentine ini. Sebab tanpa disadari oleh masyarakat, promo-promo tersebut memiliki efek yang sangat luas bagi pengikisan pemikiran remaja masa kini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement