REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan, pada tingkat global relaitf sudah ada saling pengertian dalam menyikapi keberadaan kelompok Syiah. Pemerintah Kerajaan Arab saudi tidak pernah melarang orang Syiah melakukan ibadah haji. Begitupun dengan tokoh Syiah Iran Ayatullah dan Ali taskhiri yang sering diundang bahkan pernah menjadi moderator di konfrensi Liga Islam sedunia.
Ia menambahkan, dalam era demokrasi seperti ini pertentangan dan perbedaan pendapat merupakan hal yang sah. Namun, jangan sampai perbedaan tersebut memecah belah. Apalagi sampai pada kesimpulan yang mengatakan sesat atau kafir. Untuk itu, perlunya diadakan dialog dengan para ulama untuk menyikapi hal ini.
"Selama ketentuan fatwa ulama mengatakan aliran sesat maka ditaati tapi kalau tidak ada maka jangan melampaui batas. Sepengetahuan saya tidak ada fatwa MUI pusat yang menafsirkan syiah . Kecuali MUI Jawa Timur. Saya juga berharap pihak syiah juga jangan melampaui batas untuk hal-hal yang bersifat menghina yang lain. Sebagai umat agar bisa merajut ukhuwah islamiyah," katanya.