Jumat 06 Feb 2015 21:37 WIB

Akibat ‘Bullying’ Online, Jumlah Pengguna Aktif Twitter Menurun

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Media sosial Twitter melaporkan penurunan jumlah pengguna aktif, seiring dengan ancaman serius yang mulai dihadapi perusahaan ini terhadap popularitas dan profitabilitas-nya, yakni aksi ‘bullyingonline.

Bocoran email internal mengungkap bahwa CEO Twitter, Dick Costolo, telah mengaku kepada para staf bahwa ia "malu" dan "dipermalukan" oleh bagaimana perusahaannya menangani aksi ‘bullying’ dan pelecehan di antara para penggunanya.

"Kami payah dalam berurusan dengan penyalahgunaan dan para bajingan yang ada di platform kami, dan kami terus payah selama bertahun-tahun," tulisnya dalam email, yang diterbitkan di situs berita ‘The Verge’.

"Ini bukan rahasia lagi dan seluruh dunia berbicara tentang hal itu setiap hari,”

Dalam hasil laba kuartal yang diumumkan semalam (5/2), Twitter menyebut, jumlah rata-rata pengguna bulanan dalam tiga bulan terakhir di tahun 2014, turun sebesar 4 juta menjadi 288 juta pengguna.

Dick mengatakan kepada para investor, penurunan jumlah pengguna sebagian besar karena faktor yang berada di luar kendali Twitter.

Ia mengutarakan, kuartal keempat adalah periode yang lemah bagi munculnya akun baru.

Dan ada masalah kompatibilitas dengan sistem operasi produk ‘Apple’ yang terbaru, yang mengakibatkan penurunan jumlah pengguna aktif Twitter.

Twitter mengeruk untung dengan menjual slot iklan, yang berarti, turunnya jumlah para pengguna aktif adalah berita buruk bagi investor yang telah membantu mendorong nilai pasar Twitter hingga mencapai 25 miliar dolar, sejak tercatat di Bursa Efek New York, 18 bulan yang lalu.

Selama telekonferensi yang berlangsung Kamis (6/2) dini hari tadi, Dick berusaha untuk meyakinkan para investor bahwa mempertahankan para pengguna aktif adalah prioritasnya.

"Kami memiliki sejumlah proyek yang tengah dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengguna dan memberi pengalaman yang menarik dan berharga bagi siapa pun, terlepas mereka memiliki akun Twitter atau tidak," katanya baru-baru ini.

Pendapatan perusahaan secara keseluruhan untuk periode adalah $ US479 juta - hampir dua kali lipat apa itu tahun sebelumnya.

Perusahaan media sosial ini membukukan kerugian bersih sebesar 79 juta dolar.

Meskipun demikian, Direktur Keuangan Twitter, Anthony Noto, mengatakan, harga saham perseroan ditutup lebih tinggi di Wall Street, setelah adanya janji pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat tahun ini.

"Untuk satu tahun penuh 2015, kami berharap agar pendapatan kami berada di kisaran 2.3-2.35 miliar dolar dan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) yang telah disesuaikan menjadi 550-570 juta dolar," terang Anthony.

Dalam bocoran email, Dick berjanji untuk mengatasi masalah ‘bullying’.

"Kita akan mulai menendang orang-orang ini dari segala penjuru dan memastikan bahwa ketika mereka melakukan serangan konyol mereka, tak ada yang akan mendengar," tulisnya.

Tapi komentator teknologi, Stilgherrian, mengatakan, hal itu lebih sulit daripada kedengarannya.

"Untuk semua gambar yang kami memiliki dari perusahaan media sosial dan perusahaan jejaring sosial ini, menjadi pusat data yang besar dan bernilai jutaan dolar komputer, keluhan-keluhan ini ditangani secara manual," ungkapnya.

Ia menyebut, "Twitter bisa dengan mudah dimasuki oleh sesuatu seperti ini, karena jaringan sosial beredar yang faktor yang ‘bebas’ – gagasan yang menyediakan tempat  aman dan menyenangkan bagi semua orang yang berpartisipasi di dalamnya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement