REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tempat parkir di sekitar mushala lantai P4 sudah dibersihkan sehari sebelumnya. Tidak ada lagi mobil yang parkir di sekitar mushala.
Tirai-tirai bernuansa Timur Tengah sudah diturunkan menutupi tembok parkir. Begitu juga dengan rak-rak sepatu yang biasanya ditutup, kini dibiarkan terbuka.
Semuanya disiapkan untuk kegiatan ibadah shalat Jumat, keesokan harinya. Ketika gedung Plaza Indonesia tutup, pengurus mushala mulai menggelar karpet untuk menutupi lantai tempat parkir yang sebelumnya sudah dibersihkan.
Jika karpet di beberapa tempat ibadah lain terkadang lembab dan bau, tidak demikian halnya dengan karpet di mushalla ini. Karpet-karpet ini rutin dibersihkan baik sendiri maupun menggunakan jasa laundry.
Dengan dibantu petugas kebersihan, pengurus mushala juga mempersiapkan tempat shalat di Lantai 2 karena shalat Jumat tak hanya digelar di P4, tapi juga di ruang serbaguna di L2.
Azan Zhuhur sudah berkumandang melalui pengeras suara di tiap sudut-sudut ruangan. Sejurus kemudian berbondong-bondong orang berjalan menuju lantai P4 Plaza Indonesia, tempat mushala berada.
Saling bergantian, jamaah yang kebanyakan pria melepas sepatu sembari duduk di tiga kursi yang berjejeran di depan mushalla. Setelah itu, satu per satu bergerak menuju tempat wudhu berjarak sekitar 15 meter menggunakan sandal jepit yang disediakan pengurus mushala.
Usai melaksanakan kewajiban, sebagian jamaah tak langsung pergi. Kajian Alquran dan hadis terlalu menarik untuk dilewatkan.
Kali ini kajian bertemakan “Tafsir dengan Pendekatan Sirah Nabawiyah” dan disampaikan Ustaz Habibullah Qamarudin. “Sekarang perang kita adalah perang melawan kezaliman,” ujarnya seraya tersenyum, Kamis (29/1).
Kemudian direspons dengan anggukan oleh jamaah yang berjumlah puluhan orang. Jika waktunya shalat, ruangan mushala sendiri bisa menampung hingga 200 orang jamaah. Kajian siang itu berlangsung selama 20 menit.