Sabtu 07 Feb 2015 12:25 WIB

Mushala Nyaman di Tengah Pusat Perbelanjaan (1)

Rep: mg03/ Red: Damanhuri Zuhri
Tempat Wudhu di Musholla Plaza Indonesia
Foto: Adji K
Tempat Wudhu di Musholla Plaza Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tempat parkir di sekitar mushala lantai P4 sudah dibersihkan sehari sebelumnya. Tidak ada lagi mobil yang parkir di sekitar mushala.

Tirai-tirai bernuansa Timur Tengah sudah diturunkan menutupi tembok parkir. Begitu juga dengan rak-rak sepatu yang biasanya ditutup, kini dibiarkan terbuka.

Semuanya disiapkan untuk kegiatan ibadah shalat Jumat, keesokan harinya. Ketika gedung Plaza Indonesia tutup, pengurus mushala mulai menggelar karpet untuk menutupi lantai tempat parkir yang sebelumnya sudah dibersihkan.

Jika karpet di beberapa tempat ibadah lain terkadang lembab dan bau, tidak demikian halnya dengan karpet di mushalla ini. Karpet-karpet ini rutin dibersihkan baik sendiri maupun menggunakan jasa laundry.

Dengan dibantu petugas kebersihan, pengurus mushala juga mempersiapkan tempat shalat di Lantai 2 karena shalat Jumat tak hanya digelar di P4, tapi juga di ruang serbaguna di L2.

Azan Zhuhur sudah berkumandang melalui pengeras suara di tiap sudut-sudut ruangan. Sejurus kemudian berbondong-bondong orang berjalan menuju lantai P4 Plaza Indonesia, tempat mushala berada.

Saling bergantian, jamaah yang kebanyakan pria melepas sepatu sembari duduk di tiga kursi yang berjejeran di depan mushalla. Setelah itu, satu per satu bergerak menuju tempat wudhu berjarak sekitar 15 meter menggunakan sandal jepit yang disediakan pengurus mushala.

Usai melaksanakan kewajiban, sebagian jamaah tak langsung pergi. Kajian Alquran dan hadis terlalu menarik untuk dilewatkan.

Kali ini kajian bertemakan “Tafsir dengan Pendekatan Sirah Nabawiyah” dan disampaikan Ustaz Habibullah Qamarudin. “Sekarang perang kita adalah perang melawan kezaliman,” ujarnya seraya tersenyum, Kamis (29/1).

Kemudian direspons dengan anggukan oleh jamaah yang berjumlah puluhan orang. Jika waktunya shalat, ruangan mushala sendiri bisa menampung hingga 200 orang jamaah. Kajian siang itu berlangsung selama 20 menit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement