Senin 09 Feb 2015 01:03 WIB

Pemprov Godok Nominal Rupiah Per KM Kopaja

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
?Bus Kopaja S66 jurusan Manggarai-Blok M (kiri) menunggu penumpang di Terminal Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (30/1).  (Republika/Raisan Al Farisi)
?Bus Kopaja S66 jurusan Manggarai-Blok M (kiri) menunggu penumpang di Terminal Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (30/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta berniat melakukan modernisasi Kopaja. Salah satu perubahannya adalah ditiadakannya sistem pembayaran setoran oleh sopir atau kenek pada pemilik kendaraan.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Benjamin Bukit menyatakan pihak Kopaja nanti akan membentuk satu manajemen. Manajemen Kopaja ini kemudian akan melakukan kontrak dengan manajemen PT TransJakarta, selaku operator tunggal.

"Nanti PT TransJakarta membayar Kopaja dalam rupiah per kilometer," terang Kadishub Benjamin Bukit, Ahad (8/2).

Benjamin menjelaskan PT TransJakarta akan membayar Kopaja dengan besaran nominal rupiah tertentu per kilometer kepada manajemen Kopaja. Terkait besaran nominal rupiah per kilometer yang akan dibayarkan PT TransJakarta pada manajemen Kopaja, Benjamin menyatakan belum ditentukan.

"Sedang digodok oleh konsultannya," ujarnya.

Pembayaran dari PT TransJakarta pada Kopaja ini salah satunya akan dimanfaatkan untuk membayar atau menggaji sopir dan kenek Kopaja setiap bulannya. Adanya pembayaran ini juga otomatis menghapuskan sistem setoran yang sebelumnya dibayarkan sopir atau kenek pada pemilik kendaraan.

Trayek Kopaja S66 dengan jurusan Manggarai-Blok M akan menjadi Kopaja pertama yang dimodernisasi. Benjamin menyatakan pada akhir Maret sudah akan mulai diujicobakan. Sebelum diujicoba, Benjamin menyatakan akan ada tim yang melakukan survei untuk melakukan beberapa penilaian. Tim khusus ini akan mulai melakukan survei besok, Senin (9/2).

"Mulai besok, tim akan survei dulu selama dua minggu untuk melihat survei permintaan penumpangnya, survei beban lalu lintasnya, dan sarana prasarana yang lain di jalur tersebut," jelas Benjamin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement