REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kerjsama di sektor otomotif antara Proton Hodings Bhd (Malaysia) dan PT Adiperkasa Cipta Lestari (Indonesia) memicu polemik. Kritik banyak pihak di tanah air bermunculan seiring dengan mencuatnya wacana pembangunan industri mobil nasional dalam kerjasama tersebut. Terlebih, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) difasilitasi langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Ketua Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa) Ibnu Susilo menyampaikan, mewacanakan industri mobil nasional tetapi menggandeng pihak asing adalah salah kaprah. “Itu tidak lebih dari pembukaan pabrik mobil asing di Indonesia,” ujar Susilo kepada Republika, Senin (9/1).
Menurut Susilo, selama ini, pemerintah hanya berwacana soal pembangunan industri mobil nasional. Padahal, menurut dia, beberapa perusahaan mobil telah dibangun oleh anak bangsa.
“Kalau pemerintah mau kemajuan mobil nasional, tidak usah neko-neko, cukup mempromosikan agar masyarakat Indonesia membeli produk mobil nasional,” ujar Susilo.