REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pasca kecelakaan pesawat TransAsia GE235 pekan lalu, pilot-pilot TransAsia Airways menjalani ujian mengemudikan ATR 72-600, Senin (8/2). Mereka diuji bagaimana mengendalikan mesin yang tidak berfungsi atau menangani keadaan darurat.
Pihak berwenang penerbangan sipil (CAA) mengatakan tes hanya diterapkan pada pilot TransAsia ATR 71, tidak untuk keseluruhan pilot Airbus. Pilot dari China Airlines dan EVA air tidak ikut serta dalam pengujian.
Pejabat CAA mengatakan hasil tes akan keluar hari Rabu. Pengujian ini mendapat kritik dari persatuan pilot Taiwan. Menurut mereka kecelakaan terjadi karena banyak faktor. ''CAA dan ASC tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja,'' kata sekjen persatuan pilot, Lee Ping-chung.
Menurutnya, masalahnya bisa terjadi pada hal teknis, cuaca, managemen maskapai hingga kondisi kesehatan pilot. Sebelumnya, data penerbangan kotak hitam menunjukan bahwa satu mesin pesawat mati. Pilot kemudian mematikan satu mesin lagi secara manual.
Banyak asumsi menyebutkan pilot salah mematikan mesin sisanya sehingga pesawat terjun bebas. ''Pasti ada yang salah dengan apa yang dilakukan kru,'' kata pejabat CAA yang tak mau disebut namanya. Menurutnya, mematikan satu mesin setelah lepas landas adalah masalah besar.