Senin 09 Feb 2015 16:55 WIB

'Mobnas' Harus Utamakan Tenaga Indonesia

Rep: Andi Nurroni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mobil Esemka
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Mobil Esemka

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peneliti bidang otomotif Institut Tenologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Nyoman Sutantra mengatakan, penggarapan 'mobil nasional' haruslah berpijak pada prinsip memberikan nilai tambah sebesar-besarnya untuk bangsa Indonesia. Manfaat tersebut, menurut dia, adalah dengan mempekerjakan dan mengutamakan tenaga dalam Indonesia.

“Semua harus orang Indonesia, mulai dari peneliti, produksi, dan bisnisnya juga dipegang oleh orang Indonesia,” ujar Tantra kepada Republika, Senin (9/1).

Secara praktis, Tantra menyarankan pemerintah memperbaiki regulasi di bidang industri otomotif. Ia mencontohkan, pemerintah harus mempromosikan dan memberi insentif terhadap riset-riset dan paten karya peneliti Indonesia di bidang otomotif. “Paten itu harus dimanfaatkan bukan dipateni (dibunuh),” ujar dia berseloroh.

Selain itu, menurut Tantra, perlu dukungan berbagai pihak, termasuk sektor bisnis dan perbankan. “Misalnya, sektor perbankan bisa meringankan bunga kredit untuk masyarakat pembeli mobil buatan Indonesia. Seperti di Malaysia, bunga kredit Proton itu sangat rendah, hanya tiga persen,” ujar koordinator peneliti mobil ITS GEA dan Pro-GEA tersebut.

Kabar pengembangan mobil nasional tengah ramai dibicarakan. Berita mengenai penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan mobil Malaysia Proton dengan perusahaan otomotif Indonesia PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) di Shah Alam, Malaysia, Jumat (6/2) pekan lalu menjadi pemicunya.

Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam penandatangan tersebut sempat memperkuat dugaan adanya proyek pengembangan mobil nasional. Hari ini Jokowi menepisnya. Menurutnya nota kesepahaman kerja sama dengan industri otomotif Malaysia Proton hanya merupakan kesepakatan sangat awal antara pelaku bisnis dan pelaku bisnis. "Itu kan bussiness to bussiness," kata Presiden sebelum mengunjungi Rizal Memorial Park di Manila, Filipina, Senin (9/2). 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement