REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mobil nasional (mobnas) memasuki babak baru di Tanah Air. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan mobil Malaysia, Proton, dan perusahaan otomotif Indonesia, PT Adi perkasa Citra Lestari (ACL), di Shah Alam, Malaysia, Jumat (6/2).
Penggagas Mobil Listrik, Dasep Ahmadi menyatakan sebenarnya lebih banyak negara maju yang bisa diajak kerjasama ketimbang Malaysia. Dia menyatakan negara itu seperti Jepang, Jerman atau Perancis.
“Kalau Malaysia menurut saya biasa biasa saja teknologinya,” kata dia, Senin (9/2). Dia menyebutkan bahkan di bidang manufaktur Indonesia lebih unggul dibanding Malaysia.
Dia menyebutkan lebih tepat jika yang dipakai adalah kita meniru Malaysia saat dulu awal merintis mobil Proton. Mereka, kata dia, bekerjasama dengan Mitsubishi yang secara tekonologi berada di atas Malaysia. “ Hal ini menyebabkan transfer teknologi menjadi lebih optimal,” ujarnya.
Selain itu Dasep juga mengatakan di Malaysia justru Proton sedang mengalami penurunan penjualan. Dia menjelaskan kurang lebih saat ini pasar Proton di Malaysia hanya sebesar 17 persen. Menurutnya, ini bisa menjadi gambaran kalau kerjasama dengan Proton saat ini kurang tepat.