REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyatakan hujan lebat dengan intensitas dan durasi tinggi yang kembali menimbulkan genangan atau banjir di DKI Jakarta kali ini akibat Seruak Dingin dari Siberia yang bergerak ke bagian barat Jawa.
"Terjadi peristiwa meteorologis yang disebut dengan Cold Surge (Seruak Dingin) yaitu berupa masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat," kata pakar Meteorologi Tropis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto di Jakarta, Senin (9/2).
Ia mengatakan bahwa seruak dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.
Kondisi tersebut, ia mengatakan menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas dan atau durasi yang tinggi. "Curah hujan selama 24 jam terjadi hampir terus-menerus dengan jumlah tercatat di beberapa lokasi sekitar 100 mm tentu bukanlah curah hujan yang sedikit".
Faktor lain yang menyebabkan banjir kali ini, ia mengatakan tentu karena keterbatasan daya dukung permukaan baik kondisi alam berupa sungai-sungai maupun kesiapan pompa-pompa airnya.
Terkait dengan fenomena ini, menurut dia, pihaknya telah melakukan pemodelan cuaca. dan diprediksi hujan berlangsung sampai besok pagi (Selasa, 10/2).
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya telah menyebabkan banjir di banyak tempat.
Berdasarkan data sementara hingga pukul 16.00 WIB, ada 93 titik genangan di Jakarta. Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, delapan titik di Jakarta Timur, dan lima titik di Jakarta Selatan. Tinggi banjir bervariasi antara 10-80 centimeter (cm), dan berdampak pada kemacetan parah di banyak tempat.