REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah sekolah di Bandung, Jawa Barat, terendam air akibat hujan yang mengguyur Kota Kembang, Senin (9/2). Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana, kegiatan belajar mengajar (KBM) terpaksa dihentikan mengingat kondisi sekolah seperti di SMPN 42 Bandung yang masih dipenuhi lumpur.
"Sebenarnya bukan diliburkan, cuma kan lihat di lokasinya sndiri, kemarin dengan Kepsek sepakat fleksibel saja. Anak-anak biar masuk biar bisa lihat situasi sekolah. Kalau mau yang ikut gotong royong, ya gotong royong," ujarnya saat dihubungi di Bandung, Senin (9/2).
Karenanya, Elih menuturkan, sementara KMB di sekolah yang bersebelahan dengan Sungai Cidurian tersebut, kemungkinan belum akan efektif. Mengingat kondisi sekolah masih berlumpur.
Pembersihan lumpur sedang dilakukan oleh pihak sekolah, aparat kewilayahan, bersama tim unit reaksi cepat (URC) Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung. Ia pun menargetkan KBM akan mulai efektif kembali dalam tiga hari ke depan. Hal itu juga disesuaikan dengan kondisi cuaca dan debit sungai sendiri.
Sebab, benteng sekolah yang jebol akibat tak mampu menahan aliran sungai itu saat ini belum diperbaiki. "Saya perhitungkan sama Kepsek sepakat kalau sekarang optimal bantuannya, tidak lebih dari tiga hari, sebenarnya lantai atas memungkinkan bisa dipakai belajar," ujarnya.
Sedangkan untuk KBM sekolah lainnya yang terendam banjir menurut Elih, tidak dihentikan sementara meskipun belum seluruhnya optimal. "Sebenernya hanya SMP 42, SMA 21 (bersebelahan dengan SMP 42), sama SD Rancasawo yang kelewat (banjir), tapi hanya air saja tidak disertai lumpur, jadi masih bisa efektif," ujarnya.