REPUBLIKA.CO.ID, CHIBA -- Jepang tidak akan kembali mengalami deflasi seiring membaiknya kondisi ekonomi dan turunnya harga minyak. Ini menjadi sinyal tidak dibutuhkannya ekspansi stimulus moneter.
Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Yoshihisa Morimoto mengatakan inflasi konsumer nampak akan melambat beberapa bulan ke depan akibat turunnya harga minyak.
Harga yan melambung, kata Morimoto, akan membuat BOJ mendorong perusahaan menaikkan upah pekerja.
"Harga minyak memang turun, tapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain, sikap kami tidak berubah,'" kata Morimoto dalam sebuah diskusi bisnis di Chiba, Selasa (10/2).
Inflasi konsumer sendiri diyakini bergerak menuju dua persen pada Oktober mendatang setelah perusahaan menaikkan upah dan daya beli membaik.
Ekonomi Jepang menunjukkan tanda mulai keluar dari resesi setelah ekspor meningkat. Ini melegakan bagi BOJ yang kukuh pada kebijakan mereka untuk tidak memperbesar stimulus moneter.