REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kuota penerimaan siswa baru tingkat SMP, SMA/SMK di Kota Bandung, dari luar Kota Bandung, masih tetap 10 persen. Namun demikian, untuk sekolah yang berada di daerah perbatasan, maka kuota itu bisa sampai 30 persen.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana, pengaturan kuota sekolah ini memang diperlukan. Tujuannya, untuk memprioritaskan masyarakat Bandung sendiri yang harus bersekolah.
“Dulu kuota 10 persen diperuntukkan untuk sekolah cluster satu saja. Sekarang untuk semua sekolah. Namun, sekolah yang di perbatasan kota-kabupaten, mencapai 30 persen,” ujar Elih saat dihubungi Republika, kemarin.
Sekolah yang berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Bandung ini seperti SMP 13, SMP 47, SMA 26 dan 46. Elih mengatakan, dibandingkan dengan kota lain, Bandung termasuk kota yang memberikan kuota besar.
Dia mencontokah, di Yogyakarta, kuota penerimaan siswa baru dari luar kota itu hanya menyediakan lima persen. Sedangkan di Surabaya hanya menampung dua persen untuk di luar kota. “Di Bandung kuotanya masih tinggi,” ujar Elih.
Faktor masih banyak masyarakat luar ingin sekolah di Kota Bandung, kata Elih, adalah ketersediaan lembaga pendidikan yang diminati masyarakat belum merata. Fasilitas dan mutu pendidikan di Kota Bandung dinilai lebih bagus. “Sekolah di kabupaten juga seharusnya dibuat sesuai minat masyarakatnya,” katanya.