Selasa 10 Feb 2015 12:50 WIB

Masyarakat Bali Lebih Bahagia dengan Tiga Anak

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Wanita Bali mengenakan kebaya khas Pulau Dewata dengan ciri khas sabuk di bagian pinggangnya.
Foto: M Akbar/Republika
Wanita Bali mengenakan kebaya khas Pulau Dewata dengan ciri khas sabuk di bagian pinggangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Slogan pemerintah dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebutkan dua anak lebih baik tampaknya tidak berlaku untuk masyarakat Bali. Indeks Kebahagiaan Bali 2014 menunjukkan masyarakat Bali lebih bahagia ketika memiliki lima anggota keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak.

"Masyarakat Bali secara agregat lebih bahagia ketika memiliki tiga orang anak (nilai indeks sebesar 69,35) ketimbang dua orang anak (nilai indeks sebesar 68,29)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa (10/2).

Indeks Kebahagiaan Bali 2014 secara keseluruhan sebesar 68,46 pada skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, sedangkan semakin rendah nilai indeks maka semakin tidak bahagia. Indeks ini merupakan indeks komposit yang disusun berdasarkan tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial.

Berdasarkan 10 aspek tersebut, masyarakat Bali menyukai hidup di Bali terutama karena faktor keamanan yang meraih indeks tertinggi, yaitu 79,97 persen. Faktor kebahagiaan versi masyarakat Bali berikutnya adalah keharmonisan keluarga (79.71 persen), keadaan lingkungan (76,37 persen), hubungan sosial (74,02 persen), kesehatan (70,14 persen), pekerjaan (69,29 persen), ketersediaan waktu luang (68,42 persen), kondisi rumah dan aset (66,04 persen), pendapatan rumah tangga (64,09 persen), dan pendidikan (59,49 persen).

Dari data di atas diketahui tingkat kepuasan penduduk Bali terhadap kondisi keamanan adalah paling tinggi. Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan.

Ada 1.383 rumah tangga sasaran yang menjadi obyek penelitian di Bali tersebar disembilan kabupaten dan kota. Berdasarkan wilayah, komposisi responden di perkotaan lebih besar dibanding perdesaan, masing-masing 60,30 dan 39,70 persen. Sebanyak 69,34 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga. Menurut jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak dari perempuan, masing-masing 61,24 dan 38,76 persen.

Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan berbeda oleh setiap orang. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup.

Jika dibandingkan dengan Indeks Kebahagiaan Nasional, tingkat kebahagiaan masyarakat Bali lebih tinggi alias di atas rata-rata nasional yang hanya 68,28.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement