REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tahap I 2015, belum cair. Seharusnya BOS sudah turun sejak Januari lalu.
Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Bandung Dani Ramdhani, dana BOS sampai saat ini belum turun. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya biasanya sudah turun pada Januari.
Meskipun terlambat, Dani mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) harus tetap berjalan. “Untuk biaya operasional saat ini, memakai dana talangan terlebih dahulu," ujar Dani saat ditemui Selasa (10/2).
Dana talangan tersebut, kata Dani, didapat dari pinjaman koperasi atau jika memang benar-benar mendesak menggunakan tabungan pribadi. “Biasanya untuk membayar listrik, telepon, dan air. Karena tidak boleh nunggak. Kalau untuk ATK biasanya ambil barang dulu, nanti setelah keluar dananya baru dibayar,” kata Dani.
Dani mengatakan, tenaga pendidik dan guru honorer sudah paham dengan keterlambatan dana BOS ini. Mereka juga tidak banyak memberikan tuntutan.
Akan tetapi, sampai saat ini keterlambatan BOS ini masih dapat ditanggulangi. Dani pun berharap, pemerintah dapat memahami konsekuensi dari pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah. Sehingga, pemerintah harus menomorsatukan pendidikan, selalu siap anggaran dan meminimalisir terjadinya keterlambatan.
Begitupun dengan SMA Negeri 20 Bandung, Dana BOS belum juga turun. Menurut Ketua Bagian BOS SMAN 20 Bandung Tahyu Hidayat, untuk menalangi dana BOS yang belum turun biasanya menggunakan dana dari komite sekolah.
Dana tersebut sifatnya pinjaman. Jadi, kata Tahyu, ketika bos turun, uang komite tersebut diganti. Mengenai anggaran ini, sudah diatur dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengakui, bahwa dana BOS belum cair. Rencananya, kata dia, besok akan melakukan sosialisasi dengan sekolah mengenai BOS ini.
Sampai saat ini, kata Elih, MoU sudah ditandatangani provinsi, akan tetapi APBN belum cair. Harapannya, sekolah melalui RKAS dapat dikelola dengan baik. "Mudah-mudahan BOS cair Februari ini," kata Elih.