REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina mengalami kerugian selama enam tahun terakhir. Namun, pada tahun ini, pertamina disebut mendapatkan keuntungan meski di bawah lima persen.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai hasil keuntungan dari penjualan bahan bakar minyak (BBM) akan ditabung. Menurutnya, keuntungan yang didapat oleh Pertamina ini disebabkan oleh menurunnya harga minyak mentah yang menyentuh hingga 45 dolar AS per barel.
"Ndak kan, karena itu perusahaan negara selama ini justru rugi di subsidi. Sekali-kali dia. Untuk itu jangan lupa hari ini untung karena harga turun, harga 45 (dolar AS). Tapi apakah 45 akan bertahan selama beberapa bulan, pasti naik lagi kan. Sehingga ini tabungan untuk mencegah turun-naiknya begini," kata JK di gedung Graha Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (10/2).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan keuntungan dari penjualan BBM bersubsidi akan ditabung guna memperkuat ketahanan energi nasional. Lanjutnya, keuntungan tersebut juga akan digunakan untuk menambah stok BBM Pertamina menjadi 30 hari.
Dalam enam tahun terakhir, PT Pertamina (Persero) selalu mengalami kerugian karena menjual BBM bersubsidi. Pertamina tercatat mendapatkan keuntungan penjualan BBM pada 2007 sebesar Rp 5,94 triliun. Pada 2008, Pertamina untung sebesar Rp 6,37 triliun.