REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah belum mempunyai inisiatif atau cetak biru secara resmi untuk membangun industri serta merakit mobil nasional secara mandiri.
"Belum ada, pemerintah tidak punya policy apa-apa, karena tantangan di industri mobil sangat kompetitif," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (10/2).
Sofyan mengatakan Presiden masih menginginkan untuk mengembangkan Esemka sebagai proyek mobil nasional, namun itu memerlukan kajian yang mendalam karena untuk bersaing dengan perusahaan otomotif terkemuka saat ini sangat sulit dilakukan.
"Dalam pasar kompetisi mobil sangat berat bagi pendatang baru untuk bisa men-challenge, tapi idenya Presiden Jokowi soal mobil nasional itu ya Esemka," katanya.
Sofyan menambahkan mungkin saja pada masa mendatang, pemerintah benar-benar mengembangkan mobil nasional yang bisa mendominasi pasar Indonesia, diproduksi secara massal di dalam negeri dan menggunakan teknologi lokal, namun untuk saat ini hal tersebut belum memungkinkan.
Dia pun menjelaskan komitmen yang disepakati antara perusahaan otomotif, Proton Holding Berhad dengan PT Adiperkasa Citra Lestari, dalam kunjungan Presiden Joko Widodo, bukan merupakan kesepakatan antara Indonesia dengan Malaysia untuk mengembangkan mobil nasional.
"Itu hanya MoU membuat produksi mobil di sini dan mereka itu baru pada tahap sangat awal. Nanti mereka akan lakukan studi kelayakan dan ini yang akan menentukan mereka jalan terus apa tidak," katanya.
Sofyan menyambut baik inisiatif Proton untuk berinvestasi di Indonesia, karena secara tidak langsung kesepakatan tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, investasi Proton tersebut dapat membuat industri otomotif di Indonesia makin berkembang dan kompetitif, karena produk manufakur kendaraan bermotor nantinya tidak lagi didominasi oleh satu perusahaan tertentu.
"Kalau mereka bisa bersaing di pasar mobil Indonesia itu bagus sekali, kenapa tidak? semakin banyak pelaku, lebih bagus supaya mengurangi dominasi mobil Jepang. Oleh karena itu, siapa yang bisa berkompetisi dan menurunkan harga mobil, itu bagus sekali," katanya.