REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga klub peserta kompetisi Indonesia Super League (ISL) yaitu PSM Makassar, Pelita Bandung Raya dan Pusam Bali United masih terkendala dengan stasion meski kompetisi tertinggi di Indonesia itu rencananya digulirkan 21 Februari.
CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan ketiga klub tersebut mempunyai masalah yang berbeda sehingga pihaknya selaku regular kompetisi perlu melakukan pemantauan khusus.
"Kami menunggu hingga 13 Februari. Mudah-mudahan ketiga klub itu bisa mengejar target sehingga sebelum kick off semuanya bisa dilengkapi," katanya di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Selasa (10/2).
Menurut dia, untuk Pelita Bandung Raya saat ini terbebani dengan mahalnya sewa Stadion Sijalak Harupat Bandung. Padahal stadion ini merupakan stadion utama yang akan menjadi kandang klub sekota Persib Bandung itu.
Kondisi itu memaksa manajemen Pelita Bandung Raya memutar otak dan mengajukan Stadion Patriot Bekasi sebagai kandang. Hanya saja, stadion ini belum dinyatakan lolos verifikasi.
Untuk PSM Makassar yang musim lalu menjadi musafir dan berkelana di Surabaya, musim ini mencoba kembali ke kandangnya yaitu Stadion Mattoangin. Hanya saja, stadion tersebut masih perlu perbaikan terutama upgrade lampu yang telah ada sesuai dengan regulasi.
"Bali United Pusam juga terkendala masalah lampu (Stadion Dipta Bali). Kondisi ini berbeda dengan Stadion Mattoangin yang tinggal upgrade," kata Joko Driyono menambahkan.
Pria yang juga Sekjen PSSI itu menjelaskan dengan waktu yang ada pihaknya mengimbau kepada klub untuk segera menyelesaikan permasalahan terutama dari sisi infrastruktur. Pihaknya berharap, semua klub ISL bisa bertanding di kandang masing-masing.
Selain verifikasi infastruktur, sebelumnya PT Liga Indonesia telah melakukan verifikasi keuangan. Saat ini ada dua klub yang terus dipantau dan terancam mendapatkan sanksi karena bermasalah dengan keuangan yaitu Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.