Selasa 10 Feb 2015 20:25 WIB

Hasto Jelaskan Alasan Samad Ingin Jadi Wapres Jokowi

Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kritiyanto membeberkan alasan mengapa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad 'ngotot' ingin menjadi wakil presiden mendampingi Joko Widodo.

"Alasan Abraham Samad, bahwa posisinya sekarang sebagai ketua KPK tidak efektif (dalam melakukan pemberantasan korupsi)," katanya usai menjadi saksi dalam praperadilan Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/2).

Hasto melanjutkan dengan menjadi wakil presiden, Samad bisa melakukan pemberantasan korupsi dengan lebih baik. "Dalam tugas memberantas korupsi khususnya dalam institusi kepolisian dan Kejaksaan Agung akan bisa dijalankan dengan lebih baik," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa dirinya melaporkan kepada Joko Widodo terkait pertemuannya dengan Samad. Hasto pun menyampaikan kepada Jokowi alasan Abraham Samad memohon untuk menjadi Wapres.

Hasto mengatakan hanya melaporkan pertemuannya dengan Abraham Samad secara substansial. Ia juga menuturkan hanya melaporkan sebagian pertemuannya kepada Jokowi.

"Pertemuan pertama beliau (Jokowi) tidak tahu, secara rinci secara detail beliau tidak tahu. Hanya saja secara substansi saya melaporkan pada beliau bahwa Bapak Abraham Samad baik secara langsung atau tidak langsung memohon jadi wakil presiden," jelasnya.

Seperti diketahui, pada hari ini (Selasa 10/2) Hasto menjadi saksi di persidangan praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan. Dalam keterangannya di pengadilan Hasto memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang diungkapkan di Komisi III DPR tentang pertemuan Abraham Samad dengan petinggi Parpol.

Ia juga menerangkan di muka persidangan bahwa dirinya pernah ditugaskan oleh Jokowi untuk memberi tahu Samad soal pembatalan sebagai calon wakil presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement