Rabu 11 Feb 2015 11:16 WIB

Kementerian Agama Peduli Penyandang Disabilitas

Red: Damanhuri Zuhri
Dr Muchlis Hanafi.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Dr Muchlis Hanafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam upaya memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas, terutama tunanetra Muslim,

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an (LPMA) Kementerian Agama menyusun dan menerbitkan Mushaf Standar Al-Qur`an Braille, disertai terjemahan dalam bahasa Indonesia dan pedoman membaca Al-Qur`an Braille.

Menurut Abdul Halim, Kepala LPMA Kemenag, buku pedoman itu sudah menjadi rujukan di beberapa negara yang peduli dengan pengajaran Al-Qur`an bagi tunanetra Muslim. Saat ini, pedoman tersebut sudah diterbitkan dalam tiga bahasa; Indonesia, Arab dan Inggris.

“Kita ingin Indonesia menjadi rujukan dunia internasional dalam mengembangkan pengajaran Al-Qur`an Braille”, jelas Abdul Halim.

Populasi penyandang cacat netra di Indonesia boleh jadi tertinggi di dunia. Menurut Yayat, mantan Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), populasi tunanetra Muslim di Indonesia mencapai dua juta orang.

“Mereka perlu mendapat perhatian pemerintah, terutama dalam pendidikan agama dan keagamaan yang masih dirasa minim”, demikian harap Yayat.

Mushaf Al-Qur`an Braille dan pedomannya itu, menurut Kepala Bidang Pengkajian Al-Qur`an Kemenag, Muchlis Hanafi, disusun bersama dengan beberapa asosiasi dan praktisi di kalangan tunanetra Muslim.

''Jadi, ini dari mereka dan untuk mereka,'' papar doktor tafsri dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, itu menjelaskan.

Tetapi, Muchlis mengakui, ini baru sebagian kecil upaya yang seharusnya dilakukan. Pemerintah dan masyarakat harus ikut bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan mereka.

“jangan sampai hidup mereka gelap di dunia dan gelap di akhirat,'' ungkap pakar tafsir yang juga alumnus Pondok Modern Gontor ini menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement