Rabu 11 Feb 2015 11:31 WIB

Antisipasi Air Rob, Pemprov DKI Siapkan Kantong Pasir di Garis Pantai

Rep: c97/ Red: Bilal Ramadhan
 Seorang warga melintasi pemukiman yang terkena banjir air rob  di kawasan Penjaringan,Jakarta Utara,Ahad (22/7). (Agung Fatma Putra/Republika)
Seorang warga melintasi pemukiman yang terkena banjir air rob di kawasan Penjaringan,Jakarta Utara,Ahad (22/7). (Agung Fatma Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI perlu menyediakan karung pasir dalam jumlah banyak, untuk mengantisipasi datangnya air rob. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dinas Tata Air, Agus Priyono di Balai Kota, Rabu (11/2).

"Ya sebanyak-banyaknya. Kita kan punya pantai sepanjang 32 Km. Belum liuk-liuknya," kata Agus kepada Republika, Rabu (11/2).

Ia berharap agar sejumlah tanggul tidak jebol. Salah satu tempat yang pasti membutuhkan karung pasir adalah Sunter. Menurutnya air rob kali ini sangat tinggi, mencapai 150 cm. Inilah salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir sekarang.

Selain itu, antisipasi yang dilakukan adalah terus berupaya mengoperasikan pompa dengan baik. Saat ini perbaikan pompa terus berjalan. Mengingat dua hari yang lalu, ada pompa yang tiba-tiba rusak karena digunakan terus-terusan.

Terkait rekayasa cuaca, Agus menyampaikan bahwa Gubernur pun berencana untuk melakukannya. "Ya kalau dari BPPT, sekarang ini sudah harus rekayasa cuaca. Tapi kan biayanya juga mahal," jelasnya.

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah seberapa luas wilayah yang harus melakukan rekayasa tersebut. Akan percuma jika hal tersebut hanya dilakukan di Jakarta, sedangkan di Bogor tidak. Harus dipikirkan pula, kemana hujannya akan dialihkan.

"Kalau dialihkan ke Bekasi atau Tangerang, nanti mereka yang kenanjiran. Kasihan, kan sama-sama rakyat," ucapnya.

Makka itu, menurut Agus, sebaiknya rekayasa cuaca dilakukan dengan konsolidasi yang matang bersama kepala daerah terkait. Agus menambahkan bahwa saat ini, belum ada keputusan kapan akan dilakukan rekayasa cuaca. Sebab masih ada pihak yang berbeda pendapat tentang ketentuan dasar darurat bencana.

"Ya persepsinya masih berbeda-beda. Kalau menurut BPPT, sekarang ini sudah darurat," ungkap Agus. Namun ia memperkirakan rekayasa cuaca akan dilakukan secepatnya, jika kondisinya memburuk.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement