REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Indra J Piliang mengatakan penyelesaian sengketa dua pengurusan Partai Golkar membutuhkan terobosan politik dari internal partainya. Salah satunya bisa dengan memunculkan tokoh baru selain dua pemimpin kubu yang saat ini sedang bertikai, yakni Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Menurutnya munculkan tokoh baru selain Ical dan Agung, bisa mencairkan kebekuan ide tentang siapa yang seharusnya memimpin Golkar. Tokoh baru tersebut, melihat kualitas sumber daya manusia di internal partai yang melimpah dan mumpuni.
"Bisa saja itu (tokoh baru) dimasukkan dalam wacana islah dan rekonsiliasi," katanya, Rabu, (11/2).
Namun yang penting dilakukan saat ini ialah, memberikan legalitas kepengurusan DPP Golkar pihak siapa yang sah menurut hukum.
"Yang penting, ada legalitas terlebih dahulu. Baru kemudian bicara wacana alternatif," ujarnya.
Seperti diketahui, Golkar pecah kongsi pascapilpres 2014. Itu memunculkan dua kepemimpinan. Satu kubu diketuai oleh Abu-rizal Bakrie (ARB) hasil Munas Bali, dan Agung Laksono hasil di Munas Ancol.
Kedua tokoh puncak peserta pemilu tertua ini saling gugat di pengadilan soal kepemimpinan yang sah. ARB menggugat di PN Jakarta Barat. Sementara Agung memilih melayangkan gugatan terhadap ARB di PN Jakarta Pusat.
Pekan lalu, PN Jakarta Pusat sudah mengeluarkan putusan. I-sinya ialah menolak mengadili penyelesaian dua kepengurusan tersebut dan mengembalikan penyelesaian antara dua kubu i-tu ke Mahkamah Partai (MP) Golkar. Sedangkan PN Jakarta Barat belum mengeluarkan putusan.
Atas putusan PN Jakpus itu, MP Golkar memutuskan untuk bersidang, mulai Rabu (11/2). Ketua MP Golkar Muladi, pada Selasa (10/2) menerangkan, agar MP Golkar dalam hasil sidangnya kelak bukan cuma memutuskan soal kepengurusan siapa yang sah.
Akan tetapi, dikatakan dia perlunya memberikan rekomendasi agar kepengurusan yang sah versi MP Golkar itu segera meng-adakan Munas kembali untuk memilih Ketua Umum Golkar yang baru selain ARB dan Agung. Sebab diyakini bekas Menteri Kehakiman ini, dua petinggi Golkar tersebut sumber pertikaian sesungguhnya.
Indra melanjutkan, usulan tersebut memang wacana segar ag-ar tokoh-tokoh Golkar generasi baru bisa hadir ke gelanggang politik. Pun kata dia, konflik antara dua kubu saat ini memang sulit lekang dari sikap egoisme dan individual para tokoh yang selama ini mendominasi partai.
"Konflik kali ini sebenarnya mengajarkan banyak hal untuk Go-lkar karena menanggalkan sikap egaliter yang selama ini selalu ada," kata dia.