Rabu 11 Feb 2015 19:50 WIB

Pupuk Majemuk Efektif Tingkatkan Hasil Panen Padi

Rep: c71 / Red: Hazliansyah
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Petani di Kampung Cikeleng, Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berhasil meningkatkan hasil panen padi. Keberhasilan ini merupakan upaya kerjasama petani setempat dengan PT Pupuk Kujang Cikampek dalam demonstrasi pola tanam (demplot) menggunakan pupuk majemuk.

Yuyun Suyud, salah seorang petani Cikeleng mengatakan, panennya saat ini menunjukkan peningkatan. Ia bisa memanen sembilan ton gabah per hektare.  Sebelumnya, dia hanya bisa memanen sekitar lima hingga enam ton gabah per hektare. 

"Dengan inovasi ini ada kenaikan hasil panen," kata Yuyun saat panen perdana padi hasil kerjasama petani dengan PT Pupuk Kujang, Rabu (11/2).

Yuyun mengatakan, selain hasil panen, peningkatan juga terjadi pada kualitas tanaman padi. Dengan pupuk majemuk tersebut, batang padi tidak mudah roboh tertiup angin. Yuyun membandingkan dengan sawahnya yang menggunakan sistem tanam hibrida. 

"Kalau hibrida saat ada angin kencang roboh. Kalau yang pakai pupuk majemuk tidak," ujar Yuyun.

Superintendent Informasi dan Komunikasi PT Pupuk Kujang, Aby Radityo menjelaskan demplot tersebut berasal dari pengajuan petani Cikeleng. Setelah itu, pihaknya menyurvei lokasi tersebut dan dinyatakan layak .

Pada demplot ini, petani menggunakan pupuk majemuk hasil racikan Pupuk Kujang. Menurut dia, demplot menggunakan metode pemupukan yang berimbang, yaitu penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik untuk melengkapi pupuk urea. "Ada pola 5-3-2," kata Aby.

Pola 5-3-2, jelas Aby, terdiri dari 500 kilogram pupuk organik, 300 kilogram NPK, dan 200 kilogram urea pupuk urea. "Ini adalah dosis pemupukan berimbang," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement