REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Petani di Kampung Cikeleng, Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berhasil meningkatkan hasil panen padi. Keberhasilan ini merupakan upaya kerjasama petani setempat dengan PT Pupuk Kujang Cikampek dalam demonstrasi pola tanam (demplot) menggunakan pupuk majemuk.
Yuyun Suyud, salah seorang petani Cikeleng mengatakan, panennya saat ini menunjukkan peningkatan. Ia bisa memanen sembilan ton gabah per hektare. Sebelumnya, dia hanya bisa memanen sekitar lima hingga enam ton gabah per hektare.
"Dengan inovasi ini ada kenaikan hasil panen," kata Yuyun saat panen perdana padi hasil kerjasama petani dengan PT Pupuk Kujang, Rabu (11/2).
Yuyun mengatakan, selain hasil panen, peningkatan juga terjadi pada kualitas tanaman padi. Dengan pupuk majemuk tersebut, batang padi tidak mudah roboh tertiup angin. Yuyun membandingkan dengan sawahnya yang menggunakan sistem tanam hibrida.
"Kalau hibrida saat ada angin kencang roboh. Kalau yang pakai pupuk majemuk tidak," ujar Yuyun.
Superintendent Informasi dan Komunikasi PT Pupuk Kujang, Aby Radityo menjelaskan demplot tersebut berasal dari pengajuan petani Cikeleng. Setelah itu, pihaknya menyurvei lokasi tersebut dan dinyatakan layak .
Pada demplot ini, petani menggunakan pupuk majemuk hasil racikan Pupuk Kujang. Menurut dia, demplot menggunakan metode pemupukan yang berimbang, yaitu penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik untuk melengkapi pupuk urea. "Ada pola 5-3-2," kata Aby.
Pola 5-3-2, jelas Aby, terdiri dari 500 kilogram pupuk organik, 300 kilogram NPK, dan 200 kilogram urea pupuk urea. "Ini adalah dosis pemupukan berimbang," jelasnya.