Rabu 11 Feb 2015 22:42 WIB

Tanpa Ical, Mahkamah Partai Tetap Akan Buat Putusan

Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Partai Golkar versi Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie tidak menghadiri sidang perkara sengketa dualisme kepemimpinan yang digelar Mahkamah Partai Golkar, Rabu, (11/2). Kubu Ical mengirimkan surat pada mahkamah tentang alasan ketidakhadiran mereka.

Ketua Mahkamah Muladi mengatakan surat dari Sekjen Golkar Munas Bali, Idrus Marham, menyebutkan ketidakhadiran kubu ARB karena cenderung mengikuti rekomendasi Mahkamah Partai Golkar yang dikeluarkan pada Desember 2014 dan mengutamakan jalur hukum untuk penyelesaian konflik internal itu.

"Sidang mahkamah tidak lagi diperlukan, dan kami konsisten pada langkah hukum yang saat ini sedang berlangsung," kata Muladi menyampaikan surat dari Idrus Marham dalam sidang di Kantor DPP Golkar, Jakarta.

Muladi mengatakan sidang tetap dapat memutuskan hasil meskipun kubu ARB sebagai termohon tidak menghadiri sidang. Tapi jika kubu ARB menolak, mahkamah partai akan memberikan rekomendasi secara sistematis untuk penyelesaian konflik.

"Bisa diputus tanpa hadirnya termohon, kalau tidak bisa kami akan buat rekomendasi tapi secara sistematis. semua yang dikemukakan tim sana akan dikemukakan di sini dan PN Jakarta Barat," kata dia.

Mahkamah partai, tutur dia, akan merekomendasikan hasil sidang pada PN Jakarta Barat sebagai pertimbangan putusan pada gugatan kubu ARB. Sidang tersebut akan dilanjutkan pada Rabu (18/2), dengan agenda pengucapan putusan.

Sementara itu, Ketua Umum Golkar versi Jakarta Agung Laksono menyarankan kubu ARB hadir dalam sidang selanjutnya untuk menghasilkan putusan yang adil bagi kedua kubu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement