REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan lahan seluas 2,5 hektare untuk tempat pemakaman umum guna memfasilitasi warga perumahan yang biasanya tidak dilengkapi fasilitas pemakaman.
"Tahun ini tempat pemakaman umum (TPU) sudah dalam tahap pematangan lahan, termasuk menyiapkan lahan parkir dan akses jalan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebersihan, Pertamanan, Persampahan dan Pemakaman (UPT KP3) Bantul Surono di Bantul, Rabu.
Menurut dia, lahan yang disiapkan untuk TPU Bantul tersebut merupakan tanah milik Sultan atau Sultan Ground yang berada di kawasan perbukitan Imogiri yang tidak jauh dari komplek makam seniman dan makam raja-raja Imogiri.
"Lokasinya memang berada di lereng bukit, sehingga akan dibuat dengan model terasiring, selain itu di TPU tersebut rencananya juga dibuatkan zona-zona misalnya pemakaman untuk warga muslim," kata Surono.
Ia mengatakan, upaya Pemkab Bantul untuk menyediakan TPU tersebut karena di kabupaten ini banyak terdapat komplek perumahan yang dihuni warga pendatang atau bukan penduduk Bantul, yang biasanya belum memiliki lahan sendiri untuk makam
Hal itu, kata dia karena sebagian besar makam yang ada di lingkungan perumahan setempat sudah penuh atau diperuntukkan bagi warga desa sekitar, sehingga harapannya TPU satu-satunya di Bantul ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah itu.
"Kabupaten Bantul selama ini memang belum mempunyai TPU, sehingga selama ini warga dimakamkan di makam desa sekitar, jadi kalau TPU nantinya bisa dimanfaatkan warga yang tidak harus ber-KTP (kartu tanda penduduk) Bantul," katanya.
Pihaknya mentargetkan, pematangan lahan untuk TPU tersebut dapat diselesaikan tahun ini, sehingga harapannya mulai tahun depan (2016) bisa digunakan, sambil melakukan atau melengkapi sarana dan prasarana komplek makam.
"Total anggaran untuk pembangunan TPU ini membutuhkan dana sebesar Rp 950 juta. Terkait lahan yang disediakan seluas 2,5 hektare itu saya kira sudah mencukupi kebutuhan, namun untuk berapa kapasitasnya kami tidak tahu," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika