REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia berupaya meningkatkan layanan kesehatan di daerah tertinggal,perbatasan, dan kepulauan dengan program Indonesia Sehat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, program ini mengadopsi model pencerah nusantara, sebuah inisiatif sektoral yang diprakarsai Kantor Urusan Khusus Presiden untuk target millenium development goals (MDG's). Namun, kata dia, Kemenkes masih mengkaji apakah namanya program Nusantara Sehat atau Indonesia Sehat.
“Tujuan program ini yaitu meningkatkan layanan kesehatan primer di daerah tertinggal, daerah perbatasan dan kepulauan,” ujarnya kepada Republika, di Jakarta, Kamis (12/2). Caranya yaitu melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan dengan basis pada tim yang melibatkan dokter, perawat dan tenaga kesehatan.
Tidak hanya pada aspek kuratif, tapi juga preventif dan promotif untuk mengamankan kesehatan masyatakat dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan semangat Nawa Cita.
“Program ini mencakup 48 kabupaten yang meliputi 120 puskesmas yang akan melibatkan sebanyak 600 tenaga kesehatan. Selama ini masalah yang di hadapi di wilayah itu adalah krisis sehingga tidak mampu menjalankan fungsi promotif dan preventif,” katanya.
Program Nusantara atau Indonesia Sehat ini akan memperkuat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ada di daerah itu dengan mengirimkan tenaga kesehatan di Puskesmas tersebut. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, kata dia, juga telah menyiapkan tiga bentuk penilaian / evaluasi kegiatan ini.
Yaitu pertama pengumpulan data dasar tentang status kesehatan masyarakat, Sumber Daya Kesehatan, dan terakhir potensi wilayah. “Penilaian dilakukan pada pertengahan dan akhir kegiatan. Penilaian pada anggota tim based ini, orang per orang dan kerja dalam tim,” katanya.