REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah masyarakat di Pulau Morotai, Maluku utara, menanam puluhan bibit pohon pada akhir Januari lalu. Kegiatan itu dilakukan untuk mengenang tentara Sekutu Australia pada perang dunia kedua 1945 lalu.
Keterangan itu disampaikan oleh Geoff Fox, seorang warga Australia yang ayahnya pernah mengunjungi Pulau Morotai untuk mengusir tentara Jepang dari pulau tersebut pada 1945. Ayahnya sendiri bernama Warwick "Rick" Fox. Geoff juga ikut terlibat dalam kegiatan penanaman pohon itu.
Menurut dia, sejumlah veteran perang dunia kedua Australia yang masih hidup kembali mengunjungi pulau tersebut pada 2013 lalu.Kemudian, setelah kembali ke negaranya, mereka berinisiatif untuk menanam bibit-bibit pohon untuk mengenang tentara AUstralia. Mereka kemudian mengirimkan bibit-bibit itu untuk ditanam oleh warga setempat dan direalisasikan pada 26 Januari 2015 kemarin.
Menurut Geoff, tanggal penanaman itu bertepatan dengan 'Australian Day' yang merupakan hari nasional AUstralia. Selain itu, penanaman pohon ini merupakan tradisi Australia untuk menghormati dan mengenang personel militernya yang telah bertugas di masa perang. "Ini untuk mengenang sejarah," kata Geoff beberapa waktu lalu.
Di Morotai, salah satu tempat yang ditanami pohon adalah kawasan Air Kaca. Di mana, tempat ini diyakini sebagai tempat pemandian dan peristirahatan Jenderal Douglas Mac Arthur, panglima perang Amerika Serikat saat perang dunia kedua.
Proses penanaman pohon itu dibantu oleh sejumlah tokoh masyarakat. Di antaranya adalah Irham dan Muhlis. Selain itu juga ada Kepala Desa Totodoku, Kamsul, dan sejumlah aparat pemerintah daerah dan militer setempat.
Adapun jumlah pohon yang ditanam mencapai 70 bibit. Ini merupakan simbol peringatan berakhirnya perang dunia kedua yang pada tahun ini genap mencapai 70 tahun.Geoff berharap, penanaman pohon ini menjadi inpsirasi bagi masyarakat. Terutama, dalam hal kegiatan pelestarian lingkungan.