REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi C Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) yang membahas seputar penguatan peran sosial budaya umat Islam Indonesia mengusulkan perlu adanya revitalisasi arsitektur dan lanskap tata ruang islami. Ketua Komis C KUII, Yunahar Ilyas mengatakan, saat ini khusunya di kota besar, lanskap yang mencerminkan Islam semakin lama semakin hilang.
Ia menjelaskan, pada zaman kesultanan bangunan masjid bersebelahan dengan keraton, pusat pemerintahan dan pasar. Contohnya daerah Yogyakarta. Sedangkan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Jawa barat sudah berdiri gedung tinggi dan perumahan mewah yang menyebabkan bangunan masjid menjadi hilang atau letaknya menjadi tidak strategis.
Misal di dalam mal, masjid hanya terketak di basement atau dekat toilet. Selain itu, ruang sosial bagi anak-anak dan remaja juga sudah sangat jarang ditemukan. "Akhirnya lama-lama daerah-daerah stategis tidak timbul Islam lagi," ujar Yunahar Ilyas kepada Republika, ROL (12/2).
Menurutnya, sebagai negara dengan jumlah penduduk mayoritas beragama Islam maka sudah sewajarnya tata ruang bangunan mencerminkan keislaman. Seperti pada bandara, dan beberapa bangunan lainnya seharusnya memiliki simbol Islami.