Kamis 12 Feb 2015 15:25 WIB
Penembakan Muslim Amerika

Pascapembunuhan Chapel Hill, Muslim Merasa tak Aman

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Polisi Chapel Hill menyelidiki penembakan di Summerwalk Circle in Chapel Hill pada Selasa (10/2) waktu setempat.
Foto: newsobserver.com
Polisi Chapel Hill menyelidiki penembakan di Summerwalk Circle in Chapel Hill pada Selasa (10/2) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, CHAPEL HILL -- Muslim Chapel Hill merasa tak lagi aman pascapembunuhan terhadap tiga mahasiswa Muslim di dekat Universitas Carolina utara, Jumat (12/2).

Beberapa mahasiswa Muslim disana mengatakan sebelumnya mereka merasa aman dan diterima di Chapel Hill. Namun pembunuhan kemarin telah merusak rasa aman mereka.

"Seperti merasa dipukul bahkan sebelum masuk ring tinju," kata seorang mahasiswa, Aya Zouhri (22 tahun) seperti dilansir Reuters.

Satu hari pascapembunuhan, ketika Zouhri hendak pergi kuliah, ayahnya memeringatkan untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Seperti ayahnya khawatir sesuatu akan terjadi pada Zouhri.

Pada sore, orang-orang berkumpul di dekat Universitas untuk berdoa bersama. Mereka juga mengenang ketiga korban yang dikenal sebagai pekerja sosial. Tiga korban yaitu pasangan pengantin baru, Deah Shaddy Barakat (23 tahun) dan Yusor Mohammad (21 tahun), serta adiknya Razan Mohammad Abu Salha (19 tahun).

Teman-teman mereka mengatakan ketiga korban adalah orang baik, selalu bersemangat dan merupakan pekerja amal. Menurut mereka, cara meninggal ketiga korban akan sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari umat Islam di sana dimasa depan.

"Masyarakat akan berpikir kini benar-benar tidak aman," kata Sofia Dard, mahasiswa senior jurusan Psikologi. Menurutnya, kali ini semua orang harus ekstra hati-hati jika berhubungan dengan orang lain.

Pihak berwenang mengatakan pembunuhan terjadi karena masalah parkir. Menurut mereka, hal ini bukan bagian dari target kampanye melawan Muslim di Carolina Utara. Craig Stephen Hicks (46 tahun) kini ditahan karena pembunuhan tiga orang.

Pendiri lembaga Muslim for Social Justice, Manzoor Cheema mengatakan penembakan ini bukti meningkatnya Islamophobia di negara bagian AS dan sekitarnya.

"Kami melihat beberapa kasus penyerangan terhadap Muslim di Carolina Utara yang sangat mengganggu," kata Cheema.

"Saya berharap tragedi yang mengerikan ini akan menjadi titik balik yang membawa realitas bahwa, jika kita terus mengutuk Muslim dan menyamakan agama mereka dengan terorisme, maka hal itu akan menyebabkan lebih banyak serangan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement