Kamis 12 Feb 2015 15:51 WIB
Kongres Umat Islam Indonesia

KUII Dorong Pemerintah Bangun Tata Ruang Islami

Rep: c83/ Red: Agung Sasongko
Keraton Kasepuhan Cirebon.
Keraton Kasepuhan Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rekomendasi Komisi C KUII terkait revitalisasi arsitektur dan lanskap tata ruang Islami. Rekomendasi ini selanjutnya disampaikan kepada Presiden Joko Widodo yang selanjutnya diturunkan kepada menteri, kepala daerah, DPD, dan MUI provinsi.

Ketua Komisi C Kongres Umat Islam Indonesia (KUII), Yunahar Ilyas mengatakan, MUI sedang melakukan rapat bersama ormas Islam untuk membentuk badan pekerja yang akan menindaklanjuti langkah selanjutnya agar rekomendasi ini dapat terwujud. Ilyas mengaku optimistis jika rekomendasi ini dapat teralisasi.

Menurutnya, wacana ini paling tidak dapat menggerakan hati para pengusaha muslim. Selain itu sudah ada beberapa pejabat yang memiliki perhatiannya terkait rekomendasi ini. Seperti gubernur Sumatera Utara, Gubernur Jawa Barat dan bupati Banyuwangi.

"Ke depan, saya berharap akan banyak kepala daerah yang ikut merealisasikan lanskap islami ini," kata dia, Kamis (12/2).

Sebelumnya, Komisi C Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) yang membahas seputar penguatan peran sosial budaya umat Islam Indonesia mengusulkan perlu adanya revitalisasi arsitektur dan lanskap tata ruang islami. Dalam kesimpulannya, komisi C menyebutkan saat ini khusunya di kota besar, lanskap yang mencerminkan Islami semakin lama semakin hilang.

Sebagai contoh, pada zaman kesultanan bangunan masjid bersebelahan dengan keraton, pusat pemerintahan dan pasar. Contohnya daerah Yogyakarta. Sedangkan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Jawa barat sudah berdiri gedung tinggi dan perumahan mewah yang menyebabkan bangunan masjid menjadi hilang atau letaknya menjadi tidak strategis.

Misal di dalam mol masjid hanya terketak di basement atau dekat toilet. Selain itu, ruang sosial bagi anak-anak dan remaja juga sudah sangat jarang ditemukan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement