Kamis 12 Feb 2015 16:12 WIB
Penembakan Muslim Amerika

Motif Pembunuhan Tiga Muslim AS Misterius

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Craig Stephen Hick dan tiga korban penembakan
Foto: examiner
Craig Stephen Hick dan tiga korban penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, CHAPEL HILL -- Motif penembakan tiga Muslim Chapel Hill masih misterius, Kamis (12/2). Polisi mencoba menentukan apakah kebencian berada di balik pembunuhan tersebut atau hanya masalah antar tetangga.

''Kami memahami bahwa ada kemungkinan motif kebencian di sini, sehingga kami akan berusaha menentukan apa yang sebenarnya terjadi,'' kata Kepala Polisi Chapel Hill, Chris Blue. Polisi Chapel Hill telah meminta FBI membantu penyelidikan.

Pembunuhan memicu kemarahan global yang mengaitkannya dengan prasangka anti Muslim. Ayah korban, Abu Salha mengatakan ini adalah kejahatan rasial.

''Media di sini membuat orang-orang membenci Islam sehingga Muslim takut keluar, sehingga mereka membenci kami,'' kata Salha yang merupakan seorang psikiater.

Dalam akun Facebooknya, tersangka pembunuhan Craig Stephen Hicks menggambarkan dirinya sebagai atheis. Tetangga-tetangganya mengatakan Hicks selalu terlihat marah dan sering bermasalah dengan tetangga lainnya.

Mantan istri Hicks mengatakan pria 46 tahun itu sangat terobsesi dengan film tembak-tembakan ''Falling Down''. Ia juga terlihat tidak peduli dan tidak ada belas kasih sama sekali pada orang lain.

Istri Hicks saat ini, Karen Hicks menyangkal tuduhan motif anti Muslim dalam penembakan oleh suaminya.

''Pembunuhan tidak ada hubungannya  dengan agama atau kepercayaan korban,'' kata dia.

Ia mengatakan pembunuhan terkait sengketa parkir yang telah sejak lama terjadi. Hicks sering protes minimal satu kali dalam sebulan agar tetangganya tidak parkir di tempat parkir pengunjung. Karen kabarnya berencana menceraikan Hicks.

Hicks muncul di pengadilan pada Rabu dengan tuduhan pembunuhan tingkat pertama atas Deah Shaddy Barakat, istrinya Yusor Mohammad dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha. Hicks mengaku miskin sehingga dibela pembela umum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement