Kamis 12 Feb 2015 19:56 WIB

Pukat UGM: Polri Harus Hentikan Manuvernya Pada KPK

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
  Seorang demostran mengenakan topeng yang teragabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan aksi didepan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (28/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang demostran mengenakan topeng yang teragabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan aksi didepan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (28/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Anti Korupi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Oce Madril meminta Polri menghentikan manuver kepada KPK. Menurutnya harusnya Polri patuh pada himbauan presiden terkait kisruh KPK dan Polri.

Ia mengatakan pidato yang dikeluarkan Jokowi harus menjadi dasar bagi Polri supaya menahan diri dan mendinginkan suasana. "Kalau seperti ini terus bisa gaduh pemberantasan korupsi kita," ujarnya, Kamis (12/2).

Oce menyayangkan hingga saat ini masih banyak laporan terkait kasus yang menimpa komisioner KPK. Dia takut jika hal ini terus berlarut larut yang akan terkena efeknya adalah masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Polri kiranya harus menyadari itu," ucapnya.

Ia melanjutkan pidato Presiden Jokowi tidak dilaksanakan oleh Polri karena isi pidato itu yang masih tidak detail. Ini, kata dia, menimbulkan ruang ruang yang bisa ditafsirkan secara bebas oleh Polri.

Saat ini setelah komisioner KPK dilaporkan kepada Bareskrim Polri, giliran pegawai KPK juga terkena teror dari orang yang tidak dikenal.

Beberapa pegawai KPK dan juga keluarganya bahkan sempat diancam untuk dibunuh. Saat ini KPK sedang membentuk tim untuk melakukan penelusuran lebih jauh terkait hal ini.

   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement