REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Konflik antara KPK dan Polri dinilai dapat membawa masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
“Harus ada review yang lengkap terkait keadaan yang ada. Caranya, memberikan independensi KPK secara menyeluruh, dan kedua mereformasi kepolisian agar punya integritas yang lebih baik,” kata mantan wakil ketua Komisioner Independent Commission Against Corruption (ICAC), Tony Kwok.
Pernyataan itu disampaikan Tony dalam acara diskusi Save KPK 'Jangan Biarkan KPK Berjuang Sendiri' di Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Kamis (12/2).
Menurutnya, KPK dapat diselamatkan jika mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah. Namun yang terpenting, dari semua konflik yang terjadi kepada KPK, lembaga ini harus terus menjaga solidaritas. “Teruslah melanjutkan kerjanya dan tidak terpengaruh oleh kasus ini,” ucap Tony.
Ia mengatakan, ia bersama anggota ICAC lainnya pernah menerima ancaman verbal dan surat gelap adanya pembunuh bayaran yang sedang mengintai. Namun, sejauh ini hal tersebut hanyalah ancaman, tak ada tindakan nyata.
Selama ini, kata dia, anggota ICAC selalu memperlihatkan solidaritas. Bahkan meski ada staf yang dibunuh, staf lainnya tetap melanjutkan investigasi terhadap kasus tersebut.
Menurutnya, solidaritas antarpemimpin dan staf KPK harus lebih ditingkatkan. Dan keputusan akhir dari konflik KPK dan Polri berada di tangan pemegang kekuasan politik tertinggi, yakni Presiden RI dan masyarakat. “Salah satu solusinya, presiden mengeluarkan dekrit dan mengeluarkan otoritas pemeriksaan ke tim independen,” tuturnya.